https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Korporasi

Apresiasi dari Komisi VI DPR-RI untuk PTPN IV PalmCo

Apresiasi dari Komisi VI DPR-RI untuk PTPN IV PalmCo

Kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke Kantor PTPN IV Regional III di Pekanbaru. foto: ist.

"Saat ini perusahaan telah menentukan prioritas nasional dan program strategis."

ANGGOTA Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman menyatakan memberi apresiasi atas pencapaian yang diraih PTPN IV PalmCo yang telah memberikan multiplier effect. 

"Kinerja operasional positif tidak hanya memberikan dampak bagi perusahaan, namun juga mampu membantu dan memperkuat petani. Saya berharap PTPN mampu menjadi andalan baru Kementerian BUMN," kata Mahfudz

Legislator dari Fraksi PKS ini mengatakan hal itu disela-sela kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI pada Masa Persidangan ke-V 2023-2024 yang dipimpin Jon Erizal ke Kantor PTPN IV Regional III di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (20/6).

Mahfudz mengatakan, PTPN IV PalmCo-yang mengelola 586.843 hektare perkebunan kelapa sawit sendiri dan 56.944 hektare kebun kerjasama operasi-menjadi katalisator atas ragam capaian kontribusi positif selama ini. 

Baik dari hulu yang memberikan multiplier effect secara positif kepada petani melalui peremajaan sawit rakyat (PSR), serta penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat hingga ke hilir dalam memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional. 

Sonny T Danaparamita, anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP, berharap PTPN IV PalmCo dapat memperkuat perannya sebagai mesin penggerak ekonomi Indonesia dan memperkuat hilirisasi sehingga target penguatan ketahanan pangan dan energi nasional dapat diwujudkan. 

"Kita minta dapat disampaikan apa program hilirisasinya dan pada tahun berapa itu ditargetkan," pesannya. 

Arifin Firdaus menjelaskan bahwa akhir tahun lalu PTPN III (persero) membentuk dua subholding, PTPN I SupportingCo dan PTPN IV PalmCo.

“PTPN IV PalmCo merupakan penggabungan dari PTPN V Riau, PTPN VI Jambi-Sumbar, dan PTPN XIII Kalimantan, serta spin off sebagian PTPN III ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan. Pemegang saham berkeinginan bahwa aksi korporasi yang juga menjadi proyek strategis nasional ini mampu menjadi solusi dalam penguatan ketahanan pangan dan energi nasional serta mengakselerasi target PSR,” paparnya.

Menurutnya, PalmCo yang berfokus kepada sawit saat ini sedang menjalankan beragam inisiatif seraya mendudukkan pondasi yang mengusung keberlanjutan dan pertumbuhan optimal. “Kita yakin dengan dukungan dari legislatif maka upaya-upaya untuk food and energy security dapat diwujudkan,” sebutnya.

Faturohman menambahkan, sebagai perusahaan kelapa sawit terluas di dunia, PalmCo mampu berprestasi di tengah ketidapastian situasi global dengan membukukan penjualan hingga Rp 30,8 triliun serta meraih laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun secara konsolidasi sepanjang 2023 lalu. Namun begitu, ia meyakini terdapat beragam potensi yang bisa dimaksimalkan di masa mendatang, terutama dalam mencapai tujuan pembentukannya.

Sementara itu, Jatmiko Santosa memaparkan bahwa terdapat tiga tantangan pasca pembentukan subholding. Tantangan pertama adalah post merger integration atau konsolidasi pasca merger. "Alhamdulillah, enam bulan berjalan pasca terintegrasi, pondasi yang kita coba bangun sudah mulai terlihat petanya. Banyak potensi perbaikan, utamanya untuk menghilangkan gap kinerja antar region dan unit kerjasama operasi kami," ujarnya.

Tantangan kedua perihal disparitas produktivitas perkebunan sawit yang disebabkan faktor kinerja serta budaya kerja. Sedang tantangan ketiga adalah hilirisasi. Untuk kedua tantangan terakhir itu, ia mengatakan perusahaan sedang menggesa untuk melakukan penyeragaman budaya yang bersandar  pada tata kelola yang baik. Dan dalam penentuan road map hililirasi, disandarkan pada lima pilar yang dimiliki PTPN saat ini.

“Lima pilar ini kami menyebutnya Next Gen Operation, Reveneue Enhancement, Downstream Transformation, Trading & Supply Chain Improvement, serta New Green Business Establishment,” bebernya.

Lebih jauh, ia menjelaskan saat ini perusahaan telah menentukan prioritas nasional dan program strategis meliputi hilirisasi sektor pangan, PSR, serta akselerasi pengembangan energi baru terbarukan untuk menjawab sekaligus mewujudkan tujuan pembentukan PalmCo. 

"Untuk PSR, PTPN IV cukup masif. Di Regional III sendiri, saat ini total luasan PSR mencapai 9.981 hektare dan pada tahun 2024 ini ditargetkan mencapai 13.011 hektare atau 57 persen dari target yang dicanangkan seluas 22.444 hektare. Pola yang dilaksanakan di Regional III ini yang kemudian kita adopsi untuk perluasan PSR di Regional lainnya," tuturnya.

Selain PSR, perusahaan juga berkomitmen mendukung program pemerintah dalam menekan emisi karbon menuju net zero emission (NZE). Program reduksi emisi untuk mengurangi potensi gas rumah kaca tersebut dilaksanakan dalam satu siklus budidaya perkebunan mulai dari pengambilan raw material, proses produksi, hingga pengelolaan limbah.

Mulai dari proses pengambilan raw material hingga produksi, PTPN IV fokus pada perkebunan berkelanjutan, baik dari pemanfaatan pupuk yang tepat guna melalui digitalisasi, kebijakan zero burning, menjaga areal dengan nilai konservasi tinggi, hingga pengelolaan limbah sebagai sumber energi baru terbarukan. 

"Dari sisi enviroment, pembangkit tenaga biogas (PTBg) baik sebagai co-firing maupun listrik berkontribusi positif dalam menekan emisi karbon secara signifikan. Kemudian, dari sisi bisnis, keberadaan PTBg tersebut menjadi bagian dari peningkatan efesiensi perusahaan serta nilai tambah terutama dari penjualan by product seperti cangkang," bebernya.

Jon Erizal yang memimpin jalannya rapat kunjungan kerja spesifik itu mengapresiasi strategi dan kebijakan Jatmiko dalam menjawab amanah pemerintah. Ia mengakui pihaknya cukup puas dengan segala capaian tersebut, termasuk produksi minyak makan merah yang kini menjadi produk awal hilirisasi perusahaan.

Ia memberikan masukan agar manajemen yang telah melewati fase post integration itu dapat menyusun road map hilirirasi secara komprehensif sehingga menjadi acuan di masa mendatang.

Jon Erizal juga menaruh fokus perhatiannya pada komposisi penggunaan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). “Penggunaan dana BPDPKS untuk PSR masih sangat minim. Hanya sekitar 15 persen dari total dana yang terkumpul. Semoga PTPN mampu mendorong agar penggunaan dana tersebut dapat lebih maksimal," tukasnya.

"Apa yang menjadi kendala agar disampaikan kepada kami biar kita dorong kebijakan yang dibutuhkan. Sehingga produktivitas sawit rakyat Indonesia benar-benar dapat ditingkatkan melalui PSR,” sambungnya.

Kunjungan kerja dalam rangka Pengembangan Ekosistem Industri Kelapa Sawit Nasional Provinsi Riau turut dihadiri Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Faturohman, Direktur Manajemen Risiko Holding Perkebunan Nusantara M Arifin Firdaus, Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa, serta Region Head PTPN IV Regional III Rurianto. 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS