Transformasi di regional 3 itu telah mengawinkan antara digitalisasi, mekanisasi dan dekarbonasi. Hasilnya, uuhuii!

Sejak akhir tahun lalu, Jatmiko Krisna Santosa, sudah berkantor di Jakarta. CEO PTPN V ini naik kelas menjadi Direktur Utama (Dirut) PTPN IV Palmco.  

Sub Holding PTPN III yang membawahi regional 1 (PTPN III), regional 2 (PTPN IV), regional 3 (PTPN V), regional 4 (PTPN VI) dan regional 5 (PTPN XIII). 

Walau tak lagi di regional 3, apa yang telah dilakukan oleh lelaki 52 tahun ini sejak 2019 menjadi CEO di sana, masih terus dipuji banyak orang. 

Kemarin misalnya. Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mochammad Edy Yusuf, malah meminta agar regional lain meniru apa yang ada di regional 3 itu.

Kebetulan Edy bertandang ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) Sei Pagar di Kabupaten Kampar, Riau. 

Dua bulan lalu. Perusahaan Australia yang bergerak dalam bidang teknologi agroindustri, Beanstalk AgTech. Juga bertandang ke regional 3. 

"Ini sangat mengesankan. Dalam waktu singkat perusahaan berhasil melaksanakan transformasi teknologi dari industri 0.4 menjadi industri 4.0," puji Direktur Beanstalk AgTech, Justin Ahmed.  

Director Beanstalk Agtech Justin Ahmed. foto: dok. regional3 

Pertanyaan yang kemudian muncul, apa sesungguhnya yang dilakukan Jatmiko selama menjadi nahkoda di regional 3 itu hingga orang banyak takjub? 

Transformasi. Jatmiko menyandingkan antara inovasi digitalisasi berbasis Internet of Things (IoT), mekanisasi dan dekarbonasi.  

Digitalisasi misalnya. Jatmiko membangun sistem informasi digital untuk memperkuat kinerja perusahaan dan kemitraan melalui berbagai aplikasi.

Ada Plasma Monitoring dan Evaluation Application (Pamela), Sistem Monitoring Grading (Simoga), Sawit Rakyat Online (SRO). 

Mill Excelence Indicator (Millena) yang memantau operasional pabrik berbasis sensorik, Intank Control yang memantau penyimpanan Crude Palm Oil (CPO) di tangki simpan secara real time.

Ada pula Fleet Management; pelacak angkutan CPO dari pabrik menuju pelabuhan, FOSS Nir; pemeriksaan kualitas CPO dan memantau kehilangan secara cepat. 

Suplesi DAN, DFarming, NBex, AWS, Autotec, Nusaklim yang memantau cuaca di perkebunan secara tepat waktu, hingga Artificial Intelligence Fire Monitoring Integrated Ground Checking Nusantara (Arfina); alat yang dipakai untuk mendeteksi titik api. 

Mantan CEO PTPN V, Jatmiko Krisna Santosa yang kini menjadi Dirut Palmco. foto: dok. regional 3

Dekarbonasi, Jatmiko telah menghadirkan lima Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) di antara 12 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik regional 3.

Tak hanya menyelamatkan lingkungan dan menurunkan emisi gas rumah kaca lantaran telah memanfaatkan gas metan limbah cair Palm Oil Mill Effluent (POME) menjadi energi listrik, tapi juga telah menghemat biaya. 

Oleh semua yang sudah dia lakukan itu, perusahaan terbukti mampu meningkatkan kinerja secara signifikan. 

Efesiensi meningkat, dan kinerja finansial selama tiga tahun berturut-turut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah PTPN V. Tengok sajalah di 2021, perusahaan mampu  menorehkan laba bersih di angka Rp1,3 triliun. 

Sederet penghargaan pun kemudian ditorehkan oleh Jatmiko atas semua itu. Penghargaan yang tak bisa dirunut di tulisan ini, satu persatu. 

Yang pasti, Edy Yusuf mengatakan, masa depan industri perkebunan sawit telah berbasis digitalisasi, mekanisasi yang berjalan secara keberlanjutan. 

Dan jauh-jauh hari, itu telah dilakukan oleh Jatmiko. Transformasi itu kemudian membikin regional 3, sampai sekarang, selalu menjadi omongan. 

Setelah Jatmiko di Jakarta, Rurianto yang menjadi orang nomor satu di regional tiga. Sebutannya Region Head PTPN IV PalmCo Regional 3. 

Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Riau ini tentu akan terus menggeber transformasi yang telah dibangun oleh Jatmiko itu. 

Sebab bagi dia, digitalisasi, mekanisasi, dekarbonisasi adalah bagian penting dalam transformasi perusahaan. Goodluck!