Kemampuan budidaya sawit biasanya diturunkan atau dilihat dari praktik pekebun lain.
DENGAN dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), LPP Agro Nusantara melatih sebanyak 30 petani sawit swadaya di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh, Selasa (3/7), disebutkan bahwa para peserta mendapatkan materi berupa pembelajaran teori di kelas, misalnya mengenai persiapan benih dan bahan tanam, dan persiapan lahan.
Serta mendapatkan pelatihan pemupukan, pemeliharaan tanaman, termasuk di lahan gambut, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan materi lainnya.
Untuk pembelajaran di luar kelas, peserta diajak untuk melakukan studi banding melalui pelaksanaan praktik di PT Meridan Sejati Surya Plantation yang merupakan anak usaha dari First Resources Group.
Di perusahaan perkebunan sawit ini, peserta mendapatkan bekal ilmu mengenai materi terkait dengan didampingi oleh pengajar dan narasumber yang berpengalaman dan kompeten.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi, mengatakan, pihaknya telah melatih beberapa petani di kabupaten.
Untuk Siak, kata dia, yang sudah mengikuti pelatihan berasal dari 3 kecamatan yaitu Dayun, Sabak Auh, dan Kerinci Kanan.
Kata dia, Dinas Perkebunan Riau ingin mengedukasi bagaimana menanam sawit dengan luas lahan yang sama namun hasil akhirnya meningkat.
Selama ini, beber Syahrial Abdi, produktivitas tidak tercapai seperti seharusnya.
“Maka inilah yang perlu dikomunikasikan dan koordinasikan apa sebenarnya faktor-faktor yang bisa meningkatkan produktivitas,” imbuhnya.
Sementara perwakilan Manajemen LPP Agro Nusantara, Lugito, menyampaikan bahwa secara praktik, para pekebun sebenarnya sudah memiliki kemampuan tersendiri.
Kemampuan budidaya sawit itu, kata dia, biasanya diturunkan atau dilihat dari praktik pekebun lain. Tetapi praktik yang terbaik dan presisi belum tentu dimiliki.
“Praktik-praktik baik inilah yang menjadi sasaran pelatihan. Supaya pekebun tidak hanya menjalankan kebiasaan, tapi memahami hal apa yang sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan fungsi lahan,” tegas Lugito.