"Kita sudah sering komunikasi mengingatkan dengan pihak desa."
RENCANA penanaman padi gogo di kebun milik KUD Gajah Mada di Desa Telaga Sari, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sampai sejauh ini belum terlaksana.
Padahal, tahap pertama program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di areal itu sudah selesai dilaksanakan. PSR yang sudah terealisasi seluas 750 hektar.
Kebun yang juga merupakan mitra dari PT Tapian Nanggaden, sejatinya direncanakan akan ditumpangsarikan dengan Padi Gogo yang awalnya diharapkan menjadi tambahan penghasilan petani hingga kebun kelapa sawitnya berproduksi.
"Sampai saat ini kita masih menunggu pihak desa untuk melakukan penanaman. Sebab untuk penanaman itu dilaksakan oleh desa, mulai dari penunjukkan siapa petani yang ditunjuk untuk melakukan penanaman," ujar Luluk Setiabudi selaku Manager SPNA KUD Gajah Mada, Selasa (2/7).
Dengan begitu kata Luluk, program tumpang sari padi Gogo itu belum berjalan meski PSR telah selai dua bulan lalu.
Sementara pengambilan keputusan apakah pekerjaan itu akan diserahkan ke pihak lain juga belum didapatkan Luluk. Sehingga saat ini dirinya hanya bisa menunggu kepastian dari pihak desa.
"Kita sudah sering komunikasi mengingatkan dengan pihak desa, namun belum juga terlaksana hingga saat ini," paparnya.
Cerita Luluk, dari 750 hektar lahan yang akan ditanami padi Gogo hanya sekitar 3 hektar. Artinya tidak semua lahan akan ditanami padi tersebut. Sebab bibit yang ada hanya sebanyak 110 kg.
"Yang pasti lahan sudah kita siapkan, tinggal penanaman dari pihak desa saja. Memang ada kekhawatiran benih rusak karena tak kunjung ditanam," bebernya.
Sementara, mantan Ketua KUD Gajah Mada, Sakino mengatakan penanaman padi Gogo sulit direalisasikan karena musimnya tidak tepat. "Tentang padi Gogo, itupun tanaman salah musim. Sulit direalisasikan," ujarnya.
"Kalau kondisi lahan sudah sangat memadai, dimana tanah pada lahan itu kering yang sangat cocok bagi padi Gogo," imbuhnya.