Berita > Inovasi
Soal Tankos Sawit Dibahas di Sumbar, Diupayakan Jadi Produk yang Punya Nilai Tambah
Proses karbonisasi itu harus dilakukan secara tepat dan efesien.
PUSAT Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (PPSB) Institut Pertanian Bogor (IPB), didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), mendiskusikan soal proses karbonisasi tandan kosong (tankos) sawit.
Kegiatan itu, seperti keterangan resmi yang diterima, Minggu (7/7), dibahas oleh PPSB IPB bersama kalangan kampus dan para stakeholder terkait di kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (5/7).
Melalui diskusi itu, pihak BPDPKS dan PPSB IPB berupaya mendorong karbonisasi tankos dan pemanfaatannya sebagai soil konditioner untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan tanah pada perkebunan sawit.
Dan proses karbonisasi itu harus dilakukan secara tepat dan efesien, mampu memberikan informasi karakteristik dan potensi biochar (karbon) yang ada pada tankos sebagai soil conditioner.
Jika upaya ini berhasil, tentu saja hal tersebut mampu meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan sawit.
Serta, memberikan gambaran manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan terkait pemanfaatan biochar tankos sawit.
Bakal diperoleh juga gambaran estimasi penurunan emisi CO2 melalui pemanfaatan biochar sebagai soil conditioner pada perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menambah wawasan bagi petani kelapa sawit dan pabrik CPO terkait potensi dan manfaat biochar dari tankos sawit.
Perlu diketahui, pada 2022, luas areal perkebunan sawit hampir 15,38 juta hektar (Ha) dengan produksi tankos sekitar 47 juta ton.
Berdasarkan analisis data proyeksi pada tahun 2050 akan dihasilkan 103 juta ton tankos.
Oleh sebab itu tankos sawit yang berlimpah ini perlu diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.