"Kami siap adu data soal siapa yang menyebabkan Sungai Ngaso itu tercemar."
SEKRETARIS Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, Mujayyinul Arifin mengatakan pihaknya akan segera turun menindaklanjuti dugaan pencemaran sungai Danto dan Sungai Ngaso di Desa Ujungbatu Timur, Kecamatan Ujungbatu, Rohul.
"Terima kasih infonya. Tim DLH segera turun ke lapangan," kata Mujayyinul Arifin singkat.
Mujayyinul menyatakan itu saat dikonfirmasi menyusul setelah empat hari terakhir, air sungai itu menghitam dan mengeluarkan bau tak sedap. Dari aromanya, kuat dugaan penyebabnya adalah limbah pabrik kelapa sawit. Ribuan ikan ditemukan mati di sepanjang aliran sungai tersebut.
"Dua sungai itu tercemar sejak empat hari lalu, sampai pagi ini air sungai masih berwarna hitam pekat," kata Taupik, warga Desa Ujungbatu Timur, Selasa (16/7).
Sungai Danto dan Ngaso mengalir melewati Desa Sukadamai, Ujung Batu Timur, Ngaso, dan Kelurahan Ujung Batu. Menurutnya, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai sempat mengutip ikan yang mabuk dan muncul ke permukaan sungai pada Sabtu petang kemarin. "Masyarakat sudah tak asing lagi dengan kejadian seperti ini," ujarnya.
"Hari Minggu juga banyak ikan yang mabuk, tapi ukurannya kecil-kecil sehingga tidak dikutip warga. Akibatnya ikan busuk dan menimbulkan bau menusuk hidung," tambahnya.
Dia menyebutkan bahwa kekeruhan air saat ini makin parah, sudah seperti oli bekas. "Tak tampak lagi kehidupan hewan sungai yang ada di dalamnya," sesalnya.
"Kami yakin ini akibat pencemaran limbah pabrik sawit di hulu sungai," sambungnya.
Dugaan serupa disampaikan Kepala Dusun Sei Danto, Desa Ujungbatu Timur, Roni. Bahkan dia menyebut pencemaran seperti ini terjadi hampir setiap tahun.
"Kami sudah turun ke lapangan bersama Babinsa Ujung Batu Timur Serda Musriadi untuk mengecek asal limbah di hulu sungai. Kami menyusuri aliran menuju pabrik sawit PT Karya Cipta Nirvana (KCN) di Lubuk Bendahara," ungkapnya.
"Awalnya kami masuk ke parit kecil dari kolam limbah PT KCN dan menemukan gumpalan hitam pekat. Kami lalu menyusuri aliran parit tadi melewati kebun-kebun sawit warga, hampir dua jam lamanya, dan kami menemukan air hitam pekat berbau busuk seperti limbah industri sawit mengalir ke anak sungai tembus ke Sungai Danto," imbuhnya.
Dia mendesak DLH Rohul mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang bertanggungjawab atas pencemaran ini.
Humas PT KCN, Toni, menyesalkan adanya tudingan seolah-olah yang melakukan pencemaran kedua sungai itu adalah PT KCN.
Menurutnya, dalam kunjungan DLH Rohul ke PT KCN Jumat (12/7) lalu, tidak ditemukan masalah baik di kolam-kolam limbah maupun land application pada perkebunan sawit.
"Makanya mustahil rasanya PT KCN yang melakukan pencemaran, sebab baru saja pihak DLH Rohul turun kemarin. Nggak mungkin kami langsung mengotori kunjungan itu kan. Kalau kita lihat, setiap kali sungai itu tercemar, yang tertuduh selalu pabrik PT KCN," katanya.
"Kami siap adu data soal siapa yang menyebabkan Sungai Ngaso itu tercemar. Jangan PT KCN terus yang dituduh, tapi tidak menelusuri pabrik yang lain. Ini selalu saja KCN yang tersudutkan," lanjutnya.