
Ilustrasi perkebunan sawit di Sumut. Foto: mongabay.co.id
Secara umum, sektor perbankan di Sumut mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,26 persen.
PENYALURAN kredit perbankan ke sektor pertanian dengan pangsa pasar 26,08 persen, terdiri dari dua subsektor saja, yaitu perkebunan sawit dan pertanian padi.
Demikian dikatakan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Khoirul Muttaqien, dalam sebuah keterangan resmi kepada para wartawan di Medan, Jumat (19/7).
Secara umum, sektor perbankan di Sumut mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,26 persen. "Persentase tersebut tercatat secara tahunan atau year on year (yoy)," kata Khoirul.
Pihaknya melihat situasi positif tersebut menandai terjadinya peningkatan kredit secara signifikan, terutama bila dibandingkan dengan pertumbuhan negatif 2,40 persen yoy pada tahun sebelumnya.
Khoirul Muttaqien mengatakan, penyaluran kredit didominasi oleh kredit produktif, yang mencapai Rp 186,06 triliun atau 69,76 persen dari total kredit, dengan pertumbuhan sebesar 5,06 persen yoy.
pertumbuhan dari sektor tersebut berasal dari peningkatan subsektor pengolahan minyak goreng, yang bertumbuh signifikan sebesar 22,50 persen yoy.
Peningkatan kredit produktif didorong oleh kredit modal jerja dengan porsi 44,49 persen, yang bertumbuh sebesar 7,85 persen yoy,
"Sementara itu kredit Investasi memiliki porsi 25,27 persen dengan pertumbuhan 0,48 persen yoy," beber Khoirul.
Berdasarkan sisi lapangan usaha, pihaknya melihat peningkatan kredit produktif terutama didorong oleh industri pengolahan yang bertumbuh cukup tinggi 11,93 persen yoy.
Khoirul Muttaqien bilang, hal ini menjadikan sektor tersebut sebagai sumber pertumbuhan kredit terbesar untuk perbankan terbesar di Sumut pada periode ini.
"Pertumbuhan dari sektor tersebut berasal dari peningkatan subsektor pengolahan minyak goreng, yang bertumbuh signifikan sebesar 22,50 persen yoy," tuturnya lebih lanjut.
Peningkatan ini, ungkapnya, didorong oleh permintaan domestik yang kuat, perbaikan kondisi pandemi, serta penerapan program hilirisasi industri kelapa sawit nasional.
"Termasuk program B35 dan B40 yang dijalankan pemerintah, yang semakin meningkatkan kinerja industri pengolahan," ujarnya.