"Saya sangat tertarik dengan kegiatan itu."
APA manfaat dari keikutsertaan dalam kegiatan pelatihan Advocacy dan Penguatan Content Creator Media Sosial & Jurnalistik Bidang Kelapa Sawit yang digelar Elaeis Media Group (EMG) pada 15-16 Juli 2024 lalu?
"Sekarang kita sudah mampu mengoreksi informasi yang salah atau tidak akurat terkait isu sawit. Melalui penguatan konten kreator, media sosial, dan jurnalistik lokal, dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan terhadap praktik-praktik yang tidak berkelanjutan dalam industri kelapa sawit," kata Evi Sulistia, dosen Kampus Institut Agama Islam Muhammad Azim Jambi dan Universitas Terbuka.
Evi mengaku mengikuti pelatihan tersebut karena memiliki keinginan untuk membantu meningkatkan pemahaman publik tentang manfaat dan tantangan terkait industri kelapa sawit.
Lebih lanjut Evi mengatakan pemahaman tentang sawit secara mendalam dituangkan dalam kegiatan itu hingga masyarakat mampu mengadvokasi serta memperjuangkan perubahan kebijakan yang mendukung praktik industri kelapa sawit berkelanjutan di Provinsi Jambi.
"Saya sangat tertarik dengan kegiatan itu, karena dengan adanya penekanan dan praktik bagaimana liputan jurnalistik yang objektif dan berimbang tentang industri kelapa sawit, bisa mengubah persepsi masyarakat dan opini publik. Hal ini dapat mengurangi stigma negatif yang terkadang melekat pada industri sawit. Nah, jika dilakukan dengan transparansi dan akuntabilitas, maka stigma itu pudar sendirinya," katanya.
Hikmah Ardila, Dosen Program Studi Hukum di Y Institut Islam Mambaul Ulum (INISMU) Jambi, mengaku tertarik mengikuti kegiatan itu demi mengetahui lebih jauh tentang perkelapasawitan.
Apalagi sebagai dosen ia memiliki tanggung jawab memberikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa agar lebih tahu tentang potensi daerah di Provinsi Jambi.
"Saya ikut pelatihan kemarin selain ingin menambah wawasan, juga punya tanggung jawab menambah ilmu pengetahuan yang bisa ditularkan kepada mahasiswa tentang potensi sawit di Jambi," kata Hikmah, Jumat (19/7).
Oleh karena itu Hikmah mengaku tidak rugi mengikuti kegiatan selama dua hari tersebut. Sebab menurutnya banyak ilmu perkelapasawitan yang didapat.
Misalnya dalam berkebun, selain meminimalisir kerugian bagi petani, juga diajari bagaimana mengelola sawit yang baik.
"Contoh kasus, banyak masyarakat salah dalam pemilihan bibit untuk ditanam di lahan gambut. Sehingga hasil panen tidak optimal, kan rugi capek menanam tapi hasilnya tidak memuaskan," tuturnya.
Untuk itu Hikmah mengapresiasi semua pemateri dalam pelatihan yang handal dalam bidangnya, baik dari sisi jurnalistik dan perkelapasawitan.
"Materinya berisi dan menginspirasi sehingga anak muda yang tadinya tidak kenal jauh tentng sawit, bisa semakin cinta dengan sawit, dan saya kedepan semakin terpacu untuk buat konten yang edukatif tentang sawit sesuai kaidah jurnalistik sebagaimana yang diajarkan pada pelatihan kemarin," ujarnya.
Untuk diketahui, acara pelatihan yang didukung oleh BPDPKS, PTPN IV Regional 4 dan Bank 9 Jambi itu diikuti 50 orang peserta.
Selain konten kreator dan jurnalis, ada juga peserta dari petani kelapa sawit, penyuluh pertanian, dosen, guru, mahasiswa, hingga desain grafis.
Pelatihan itu digelar selama dua hari dan langsung turun ke lapangan di perkebunan kelapa sawit PTPN IV Regional 4, Bahar Utara, Muaro Jambi.