"PT RPN berdedikasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas bagi para pekebun kelapa sawit."
KEPALA Divisi (Kadiv) Produksi PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), Dr Heri Santoso, mengatakan sangat berkeinginan agar setiap petani sawit, termasuk dari Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), punya keterampilan tambahan.
Hal itu diungkapkanHeri Santoso saat memberikan kata sambutan dalam acara pelatihan bagi puluhan petani sawit swadaya dari Kabupaten Labura di Swiss-Bellin Hotel, kemarin.
Pelatihan itu sendiri, seperti keterangan resmi yang diterima, Rabu (24/7), berlangsung mulai Senin sampai Jumat, 22-26 Juli 2024, dan dihadiri berbagai pihak terkait.
Seperti Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Labura, drh Hj Sudarijah, dan Banua Pane selaku Kepala Bidang Perkebunan (Kabidbun) pada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sumut.
Sebagai informasi, PT RPN adalah bagian dari anak usaha Holding Perkebunan Nusantara, salah satu badan usaha milik negara (BUMN).
Pelatihan tersebut, kata Heri Santoso, didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan).
Karena itu, Heri Santoso bilang PT RPN telah dan terus akan memainkan peran penting dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di sektor perkebunan kelapa sawit (PKS).
"Sebagai perusahaan penelitian, PT RPN berdedikasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas bagi para pekebun kelapa sawit," katanya lebih lanjut.
Inovasi-inovasi terbaru dalam budidaya kelapa sawit, ujarnya, disampaikan dalam pelatihan tersebut untuk memberikan wawasan terkini tentang teknik pemetaan untuk lokasi perkebunan kelapa sawit .
"Adapun pelatihan teknik pemetaan akan diselenggarakan selama lima hari dengan metode pengajaran di kelas dan kunjungan lapang," kata dia.
"Dalam pelatihan ini disampaikan materi tentang enam hal, yaitu, pertama, regulasi dan kebijakan usaha perkebunan kelapa sawit. Kedua, dasar-dasar pemetaan lahan," ia menambahkan.
Ketiga, pengenalan dan penggunaan alat pemetaan, tracking atau pelacakan asal-usul lahan dan sensus tanaman. Keempat, dilakukan pembuatan polygon dan peta kebun.
"Kelima, pengolahan data dan analisis pengukuran, dan keenam, dilakukan penyajian dan pencetakan peta," ujar Heri Santoso.
Dengan materi tersebut, pihak ya berharap peserta dapat meningkatkan pengetahuan tentang dasar-dasar pemetaan lahan, meningkatkan pengetahuan tentang peralatan pemetaan lahan.
Lalu, kata dia, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam tracking atau pelacakan asal-usul lahan, pengolahan data dan penyajian peta, dan meningkatan keterampilan dalam pemetaan kebun.