Pemanfaatan BBN di Indonesia kini memasuki babak baru.
BRAZIL dan Jepang, dua negara dari dua berbeda, mengungkapkan minat dan ketertarikannya untuk menerapkan biodiesel berbasis minyak sawit di dalam negeri masing-masing.
Hal tersebut diungkapkan oleh Eniya Listiani Dewi selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Ia mengatakan hal itu, berdasarkan keterangan resmi yang dikutip, Kamis (25/7), saat menyampaikan kata sambutan dalam acara peresmian uji coba jalan penggunaan B40 pada sektor kereta api (KA) di Pengawas Urusan Kereta (PUK) Lempuyangan, Yogyakarta, Senin (22/7).
Ia menyebutkan Brazil dan Jepang sudah menyampaikan ketertarikannya untuk belajar bagaimana penggunaan kelapa sawit sebagai campuran ke bahan bakar minyak (BBM).
Eniya mengatakan, saat ini Indonesia menjadi contoh dan patokan tertinggi untuk tingkat pencampuran bahan bakar nabati di dunia.
"Banyak negara yang ingin mencontoh keberhasilan Indonesia menerapkan penggunaan B35 dan ke depannya adalah B40," kata dia.
Kata dia, pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) di Indonesia kini memasuki babak baru, yaitu dengan diterapkannya penggunaan biodiesel 40 persen.
Khususnya, ujarnya menambahkan, pada campuran minyak solar atau B40 pada mesin diesel yang kini mulai diujicoba pada sektor nonotomotif.
Kata dia, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE bersama Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) selaku tim teknis, menggelar uji penggunaan B40 pada kereta api.
Pengujian diharapkan sebagai uji komersialisasi dan sarana sosialisasi untuk mendapatkan konfirmasi efek penggunaan B40 pada sektor kereta api.
“Yang kita ketahui, konsumsi bahan bakar di kereta api ini capai kurang lebih 300 juta liter per tahun," ucap Eniya Listiani Dewi.
"Penggunaan B40 ini merupakan upaya strategis di sektor efisiensi energi dengan penurunan emisi dan penghematan penggunaan solar,” tuturnya lebih lanjut
Tak hanya kereta api, Eniya Listiani Dewi juga mengatakan kalau uji penggunaan B40 pada sektor non-otomotif juga akan dilakukan pada empat sektor lainnya.
"Yaitu alat mesin pertanian (alsintan), alat berat pertambangan, angkutan laut, dan pembangkit," ungkapnya.
Pihaknya berharap hasil pengujian yang dilakukan dapat memberikan rekomendasi teknis kepada Direktorat Jenderal EBTKE untuk merumuskan kebijakan keberlanjutan program mandatori biodiesel.
Tak lupa Eniya menyampaikan terima kasih kepada PT KAI (Persero) yang sudah mendukung dengan penyiapan lokomotif untuk uji jalan,.
Ia juga berterimakasih kepada PT Pertamina Patraniaga karena telah menyediakan bahan bakar, lalu kepada Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mendukung melalui pendanaan kegiatan ujicoba.
"Serta kepada pihak Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (APROBI) dan seluruh pemangku kepentingan terkait yang sudah mendukung pelaksanaan uji jalan B40," tegas Eniya Listiani Dewi selaku Dirjen EBTKE pada Kementerian ESDM.