https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Menunggu Langkah-langkah Strategis dari Pemerintah

Menunggu Langkah-langkah Strategis dari Pemerintah

Petani menimbang TBS sawit. Foto: Dok. Elaeis

"Karena El Nino membuat produksi TBS kelapa sawit menurun."

ANGKA produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu pada tahun 2023 lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan, mencapai hingga 15.190 ton.

Menanggapi itu, pengamat ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Prof Dr Ansori Tawakal SE MM mengatakan penurunan produksi TBS kelapa sawit harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pusat karena industri kelapa sawit memiliki peran penting dalam perekonomian daerah dan nasional.

"Pemda dan pemerintah pusat perlu melakukan upaya lebih lanjut dalam mitigasi dampak perubahan iklim agar produktivitas sektor perkebunan kelapa sawit meningkat pada tahun ini," ujar Ansori.

Ia menambahkan, pemerintah perlu membuat langkah-langkah strategis dalam mendukung petani kelapa sawit, termasuk pendampingan teknis, penggunaan varietas unggul, serta penerapan praktik pertanian yang ramah lingkungan. 

Dengan demikian, menurut Ansori, diharapkan sektor perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu dapat pulih dan berkembang secara berkelanjutan.

"Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah harus membuat langkah-langkah strategis dalam mendukung petani kelapa sawit mulai dari pendampingan teknis, penggunaan varietas unggul, serta penerapan praktik pertanian yang ramah lingkungan," ujarnya.

Menurut data yang dirilis oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, produksi TBS kelapa sawit di daerah ini menurun hingga 15.190 ton.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi mengatakan, produksi TBS kelapa sawit pada tahun 2023 lalu mencapai 1.053.610 ton. 

Angka tersebut mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.068.800 ton. "Kita mencatat ada penurunan produksi TBS kelapa sawit tahun 2023 lalu mencapai 15 ribu ton lebih," kata Rizon, Sabtu 16 Maret 2024.

Penurunan tersebut diakui disebabkan oleh peristiwa El Nino yang melanda wilayah Indonesia termasuk Provinsi Bengkulu. Sehingga mengakibatkan produktivitas kelapa sawit petani menurun.

"Karena El Nino membuat produksi TBS kelapa sawit menurun," tutur Rizon.

Meski mengalami penurunan, Rizon mengaku, terdapat beberapa daerah di Bengkulu yang masih mencatatkan produksi TBS kelapa sawit yang cukup besar. Dimana Kabupaten Mukomuko menjadi penyumbang produksi TBS kelapa sawit terbesar mencapai 480,45 ribu ton, diikuti oleh Kabupaten Bengkulu Utara dengan 234,06 ribu ton, Bengkulu Tengah 126,51 ribu ton, Bengkulu Selatan 94,84 ribu ton, dan Seluma 89,76 ribu ton.

"Walaupun ada penurunan tapi kami mencatat beberapa daerah di Bengkulu seperti Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan dan Seluma masih menyumbangkan produksi TBS kelapa sawit yang cukup besar," kata Rizon.

Namun demikian, beberapa daerah di Bengkulu belum begitu banyak menyumbangkan produksi TBS kelapa sawit. Daerah tersebut diantaranya Kabupaten Kaur hanya mencapai 19,98 ribu ton, Kota Bengkulu 6,50 ribu ton TBS kelapa sawit, Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, dan Lebong hanya berkontribusi dengan jumlah yang lebih kecil masing-masing 1,2 ribu ton, 230 ton, dan 80 ton.

"Beberapa daerah di Bengkulu menyumbangkan sedikit produksi TBS kelapa sawit karena jumlah lahan kebun sawit di daerah itu sedikit," ujar Rizon.



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS