"Perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan peserta didik."

PERLU adanya intervensi dalam mendukung program-program vokasi di ranah peserta didik. Bila perlu setiap kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) ada pusat vokasional.

Demikian dikatakan Wakil Ketua Bidang Peningkatan SDM dan Diklat DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kalbar, Mahathir Muhammad.

"Jadi enggak ada lagi sekat antar kewajiban pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah provinsi. Bahkan juga pusat," kata Mahathir, Rabu (31/7).

Menurutnya, untuk meningkatkan wawasan atau menciptakan hasil produk perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan peserta didik di Sanggau. Misalnya tingkat SMK yang merupakan wadah pengembangan SDM.

"Selama ini seolah-olah pemerintah daerah tidak mau terlibat, cuek terhadap SMK. Alasannya regulasinya provinsi. Padahal tidak ada yang tidak mungkin kalau kita duduk bersama," paparnya.

Apalagi, lanjutnya, bicara terkait SDM. Provinsi Kalbar saat ini masih berada di urutan 30 untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau sama dengan Papua.

"Kami sangat bangga dan mendukung jika Pemda sudi duduk bersama dan melibatkan pihak-pihak terkait dalam penelitian atau riset teknologi di perkebunan kelapa sawit," tandasnya. 

Sebelumnya, Pemkab Sanggau di Kalbar Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Universitas Muhammadiyah Pontianak berhasil menciptakan prototype mesin pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng.

Mesin ini merupakan kemajuan baru yang berpotensi mendukung Pemkab Sanggau dalam mencukupi kebutuhan minyak goreng bagi warga.

"Ini karya yang sangat membanggakan, dimana mesin ini dapat mengolah biji kelapa sawit hingga menjadi minyak goreng," ujar Penjabat (Pj) Bupati Sanggau, Suherman, kepada awak media belum lama ini.

Menurutnya, kebutuhan minyak goreng akan tercukupi jika alat tersebut dapat dioperasikan dengan baik. Terlebih lagi bahan baku pembuatan minyak goreng juga melimpah di Sanggau. Dengan begitu nilai perekonomian masyarakat juga akan ikut terdongkrak.