https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Saat CPO Menjadi "Penyelamat"

Saat CPO Menjadi "Penyelamat"

Ekspor CPO di Pelabuhan Belawan, Sumut. Foto: infopublik.id

"Adapun negara tujuan ekspor terbanyak adalah ke Tiongkok."

SEPANJANG Juni 2024, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) beserta komoditas minyak nabati lainnya dan minyak hewani menjadi penyelamat kualitas ekspor asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ke luar negeri.

Sebab, di saat yang sama, berdasarkan penuturan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Asim Saputra SST MEc Dev, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada Juni 2024 mengalami penurunan dibandingkan Mei 2024.

"Yaitu dari US$ 869,13 juta menjadi US$ 861,32 juta, atau mengalami penurunan sebesar 0,90 persen," ucap Asim Saputra kepada para wartawan secara daring dari kantor BPS di kawasan Ringroad, Medan, kemarin. 

Bahkan, kata Asim Saputra, bila dibandingkan dengan Juni 2023 atau secara tahunan (year on year/yoy), maka diketahui kalau ekspor Sumut juga mengalami penurunan sebesar 4,34 persen.

Adapun golongan barang yang mengalami penurunan terbesar pada Juni 2024 terhadap Mei 2024 adalah golongan berbagai produk kimia.

"Yaitu turun sebesar US$ 55,30 juta  atau minus 40,66 persen, diikuti oleh golongan sabun dan preparat pembersih turun sebesar US$ 11,78 juta atau minus 23,07 persen," kata dia 

Nah, Asim Saputra menyebutkan golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah golongan lemak dan minyak hewan atau nabati.

Dan tentu saja, sebagai informasi kepada pembaca, termasuk CPO di dalamnya. Hal ini mengingat Sumut adalah pelopor industri sawit nasional dan menjadi salah satu sentra perkebunan terbesar di Indonesia hingga saat ini 

Asim Saputra merinci bahwa ekspor golongan lemak dan minyak hewan atau nabati, termasuk CPO, asal Sumu, tnaik sebesar US$ 70,86 juta atau 24,14 persen.

Kemudian hal ini diikuti oleh ekspor golongan ampas atau sisa industri makanan yaitu meningkat sebesar sebesar US$ 9,11 juta atau setara 15,07 persen .

"Adapun negara tujuan ekspor terbanyak adalah ke Tiongkok, yang tercatat  pada Juni 2024 merupakan yang terbesar yaitu US$ 143,16 juta," ungkapnya.

"Lalu diikuti ke Amerika Serikat sebesar US$ 93,30 juta dan Jepang sebesar US$ 53,06 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,61 persen," tutur Asim Saputra melanjutkan..

Sementara itu, di sisi lain, ia menjelaskan bahwa berdasarkan kelompok negara utama tujuan ekspor pada Juni 2024, ekspor ke kawasan Asia di luar ASEAN merupakan yang terbesar dengan nilai US$ 325,13 juta atau 37,75 persen.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS