https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

10-20 Tahun Mendatang Kemungkinan Tidak Ada Lagi Perkebunan Sawit di Indonesia, Bila...

10-20 Tahun Mendatang Kemungkinan Tidak Ada Lagi Perkebunan Sawit di Indonesia, Bila...

Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga. Foto: gimni.org

Hingga saat ini perkebunan kelapa sawit dihantui berbagai persolan.

JIKA upaya pengembangan perkebunan sawit di hulu tidak menjadi perhatian,  maka kemungkinan 10 atau 20 tahun ke depan tidak ada lagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, dalam acara Siexpo 2024 di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Pasalnya, lanjut Sahat, hingga saat ini perkebunan kelapa sawit dihantui berbagai persolan. Mulai dari hama sampai dengan masalah lahan. Terlebih lagi ada tuduhan-tuduhan dari negara luar.

"Penyakit atau hama kelapa sawit harus menjadi perhatian serius dan tidak boleh diremehkan. Seperti misalnya Ganoderma yang saat ini justru semakin merajalela," bebernya.

Menurutnya, perkebunan kelapa sawit harus berkaca dengan nasib perkebunan tebu yang sebelumnya menjadi komoditi andalan di Indonesia. Saat ini, nasibnya memprihatinkan lantaran terserang wabah Sugarcane Mosaic Virus (SCMV) .

"Tebu saat ini hampir hilang dari Indonesia. Ini lantaran terserang virus yang pengendaliannya tidak dilakukan secara maksimal," bebernya.

"Jadi jangan mentang- mentang Presiden bilang hilirisasi maka kita hanya fokus hilirisasi. Hulunisasi juga penting," imbuhnya.

Sahat menyebut, saat ini produksi kelapa sawit di Malaysia juga mengalami penurunan. Sementara Indonesia menurut GAPKI stagnan, artinya masih ada potensi perkebunan di Indonesia untuk kembali bangkit.

"Saya berpendapat sawit adalah Indonesia, Indonesia itu harusnya sama dengan sawit. Sedangkan sawit adalah soko guru (tonggak) dalam pengembangan perekonomian Indonesia," tandasnya.

Makanya, menurut Sahat, saat pemerintah terus gencar mendorong hadirnya produk-produk hilir kelapa sawit, hulunisasi juga tidak kalah penting untuk berkelanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia.

"Produktifitas dan produksi kebun itu perlu dijaga, dirawat bahkan dikembangkan," ujar pria yang juga Plt. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) tersebut pada Sabtu (10/8).

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS