"Jadi saat ini kita serba susah."
KETUA Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, menekankan bahwa kelembagaan sangat perlu untuk diperhatikan dalam industri perkebunan kelapa sawit. Malah dewasa ini kelembagaan menjadi kelemahan di industri itu.
"Kelembagaan perlu kita kuatkan, kita butuh kelompok tani, koperasi selain adanya asosiasi petani kelapa sawit," paparnya saat memberikan materi dalam acara Siexpo 2024 di Pekanbaru, beberapa waktu lalu.
Kelembagaan itu, lanjut Eddy, akan menciptakan kemitraan yang juga merupakan sarana untuk mengembangkan wilayah dengan baik. Sebab ekonomi petani terjaga dan akan lebih sejahtera.
"Banyak kemitraan yang bubar, ini perlu dibangun lagi, dimediasi. Sebab kemitraan itu penting," ungkapnya lagim
Pada bagian lain Eddy mengatakan,
pihaknya tidak menentang adanya pendirian Pabrik Kelapa Sawit (PKS) tanpa kebun yang saat ini marak terjadi di wilayah sentra-sentra kelapa sawit Nusantara. Namun, jika pembangunan itu diperlukan.
Menurut Eddy, pemberian Izin pendirian PKS tanpa kebun itu harus melihat kondisi di lapangan. Jika lapangan tidak memerlukan maka seharusnya izin tersebut tidak dikeluarkan.
"Jika sudah ada PKS -PKS yang sudah bermitra di wilayah itu maka seharusnya tidak dikeluarkan izinnya," ujarnya.
Sebab, menurutnya perihal itu akan menganggu kemitraan yang ada. Seperti PKS brondolan, hadirnya PKS ini justru menyebabkan angka rendemen turun. Sebab tidak ada lagi brondolan yang diterima PKS konvensional. Padahal brondolan adalah perlindungan penetapan harga.
"Jadi saat ini kita serba susah," terangnya.