"Seharusnya tidak ada pilah pilih khusus untuk petani kelapa sawit."
SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR), Syarifudin Sirait, menilai setiap tahun kuota penerima program beasiswa sawit mengalami peningkatan.
"Bahkan tahun ini kuotanya mencapai 3.000 peserta. Namun serapan terhadap anak-anak murni petani kelapa sawit terutama petani plasma semakin jauh menurun," katanya.
"Hal ini wajar kami pertanyakan kepada pemegang uang sawit yang sekaligus merupakan pelaksana penuh untuk melaksanakan program ini. Kami menilai aturan atau regulasinya semakin tidak jelas,"ujarnya, Senin (19/8).
Lanjutnya, dulu sekitar tahun 2017 program ini melibatkan asosiasi yang dipercaya merekrut dan merekomendasikan anak-anak petani sawit untuk menjadi peserta. Kemudian panitia baru melakukan jemput bola ke daerah dialog.
Selanjutnya panitia melakukan tahapan tes. Dari pola akan diketahui lebih pasti bahwa peserta adalah anak petani. Artinya program lebih tepat sasaran dibandingkan langkah-langkah saat ini.
"Sekarang ini kita gak tau, semuanya dipermainkan oleh dunia maya dengan menggunakan dan mengandalkan internet semata," bebernya.
Masalah yang muncul, kata Syarifudin, jaringan internet tidak dapat dinikmati seluruh daerah dimana petani itu tinggal. Belum lagi ancaman listrik mati saat melakukan ujian untuk ikut program itu.
"Kalau tertinggal maka langsung gugur dan tidak bisa ikut tes selanjutnya. Padahal anak petani itu sentranya semua ada di daerah pedesaan, pelosok dan pedalaman, jadi akhirnya yang lolos terjaring anak perkotaan atau pinggiran kota dengan jaringan internet yang memadai," cetusnya.
Syarifudin berharap BPDPKS sadar bahwa semua petani kelapa sawit ikut andil memberikan dana untuk pungutan BPDPKS. Untuk itu, ia menyayangkan jika ada anak petani kelapa sawit tidak terpilih dalam program itu.
"Seharusnya tidak ada pilah pilih khusus untuk petani kelapa. Sebab anak-anak petani jelas memiliki hak untuk mendapatkan beasiswa pendidikan perguruan tinggi tersebut," tandasnya.