https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Takutnya Bantuan Bibit Sawit Gratis Diterima oleh Petani Swadaya Kelompok Besar

Takutnya Bantuan Bibit Sawit Gratis Diterima oleh Petani Swadaya Kelompok Besar

Ilustrasi bibit sawit. Foto: Dok. Elaeis

"Penerima bantuan adalah warga yang hanya memiliki lahan maksimal 2 hektare."

KABAR gembira bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko di Provinsi Bengkulu akan meluncurkan bantuan bibit sawit unggul di 2025 mendatang disambut beragam oleh masyarakat.

Malah ada sejumlah petani kelapa sawit di daerah itu mempertanyakan akan diberikan kepada kelompok petani sawit mana bantuan bibit sawit unggul yang direncanakan itu?

Salah satu petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Ihsan Fajri mengatakan, pemberian bantuan bibit kelapa sawit gratis harus jelas peruntukannya. Jangan sampai bibit tersebut tersebut malah diberikan kepada kelompok petani sawit besar. 

"Petani yang mana yang dibantu harus jelas biar tidak membantu petani swadaya kelompok besar," kata Ihsan, Minggu (17/3).

Ihsan menambahkan, petani swadaya kelompok besar kebanyakan merupakan pimpinan dan pejabat di Kabupaten Mukomuko. Dimana rata-rata kebun kelapa sawit mereka cukup luas dan saat ini sudah harus dilakukan replanting.

"Jangan sampai penerima bantuan bibit sawit unggul gratis itu malah petani swadaya kelompok besar, karena isinya petinggi Mukomuko dan mereka punya kebun yang sudah sewajarnya di replanting, takutnya (bibit sawit) disalahgunakan," ujar Ihsan.

Ia berharap, bibit kelapa sawit unggul tersebut diberikan ke petani kelapa sawit swadaya yang masuk kategori kelompok kecil atau kurang mampu untuk membeli bibit sawit unggul yang harganya mahal.

"Kami berharap, bantuan bibit sawit unggul itu untuk petani kecil atau kurang mampu, yang sulit membeli bibit sawit unggul dengan harga tinggi," pungkasnya.

Merespon hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriani Ilyas S.Pt mengatakan, ada beberapa syarat untuk mendapatkan bibit sawit gratis. Salah satunya punya tanah tapi tidak mampu membeli bibit sawit. 

"Nanti akan ada tim untuk memverifikasi ke lapangan apakah orang yang menerima bibit sawit gratis itu masuk kategori atau tidak," jelasnya.

Ia menambahkan, bahwa penerima bantuan adalah warga yang hanya memiliki lahan maksimal 2 hektare. Sehingga petani yang memiliki kebun lebih dari itu masuk kategori mampu.
"Kalau lebih dari itu, bukan orang kurang mampu namanya," ujarnya.

Menurut Pitriani, masing-masing penerima akan dibantu maksimal 250 batang bibit sawit. Kemudian penerima bibit sawit unggul diutamakan warga yang sudah bergabung dalam kelompok, satu kelompok minimal 10 orang.
"Pemberian bibit itu adalah petani yang tergabung dengan kelompok tani agar mudah," paparnya.

Dia menegaskan bahwa penerima bantuan bibit sawit gratis adalah warga yang baru pertama kali menanam sawit di lahannya. Sehingga bukan untuk kebun yang di-replanting, tapi pembukaan kebun sawit baru. 

Meski begitu bagi warga yang sudah punya kebun sawit, pihaknya menyediakan bibit sawit bersubsidi sehingga harganya hanya 50 persen dari harga pasar. 

"Kalau di pasar harga bibit Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per batang, yang subsidi dijual Rp 22 ribu per batang," katanya.

Syarat untuk mendapatkan bibit sawit bersubsidi ini cukup mudah, yaitu membuat surat permohonan dan melampirkan surat tanah berupa sertifikat atau sporadik.

"Bibit sawit bersubsidi ini nanti boleh dibeli perorangan, tak mesti berkelompok, tapi dibatasi maksimal untuk lahan 2 hektare atau sebanyak 250 batang," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS