https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Diteken Besok, Gapki Jalin MoU dengan Nigeria

Diteken Besok, Gapki Jalin MoU dengan Nigeria

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono didampingi Wasekjen Lolita Bangun, dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, Immanuel Lingga, berfoto bersama. Foto: Istimewa

Kebutuhan minyak untuk industri dan rumah tangga di Nigeria terus meningkat. 

GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) segera menjalin dan menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (NK/MoU) dengan pihak Asosiasi Produksi Kelapa Sawit Nasional Nigeria atau National Palm Producers Association of Nigeria (NPPAN).

Dalam keterangan resmi, Kamis (22/8/2024), Ketua Umum GAPKI,  Eddy Martono, mengatakan hal itu saat melakukan kunjungan ke Kano Free Trade Zone (KFTZ).

Kata dia, kesepakatan kedua pihak bakal dilakukan besok, Jumat (23/8), dan tercipta setelah penyelenggaraan Festival Indonesia Expo di Kano, Nigeria, yang diadakan pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Kegiatan tersebut baru untuk pertama kalinya.l di Kano yang merupakan negara bagian terbesar dan terpadat kedua  di Nigeria.

Acara ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk Nigeria, Dr Usra Hendra Harahap, di Afficient Event Center, Kano, dan diikuti oleh berbagai perusahaan yang menawarkan produk asal Indonesia.

Baik yang masih berbasis di Indonesia maupun yang telah memiliki basis operasional di Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya, seperti Ghana, Ethiopia, dan Kenya.

Dalam kesempatan tersebut, Eddy Martono menyampaikan MoU tersebut sebagai niat baik Indonesia untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Nigeria. 

GAPKI, ucap Eddy Martono, berharap melalui MoU dengan NPPAN nantinya dapat menjalin kepercayaan untuk menjajaki kerjasama yang lebih meningkat .

"Baik dalam hal impor sawit oleh Nigeria, maupun dukungan kepada petani sawit Nigeria dari Indonesia, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan di antara kedua negara," ucap Eddy Martono. 

Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal GAPKI, Lolita Bangun, juga mendorong Pemerintah Nigeria untuk tidak hanya menawarkan keuntungan bagi para investor.

"Tetapi juga memberikan bantuan konsultasi guna mengatasi berbagai tantangan yang selama ini dihadapi oleh investor Indonesia," ucap Lolita.  

Putri dari Derom Bangun, seorang "Duta Besar" sawit Indonesia, ini mengatakan kalau beberapa investasi dari Indonesia juga telah dilakukan dalam bentuk perkebunan sawit maupun pabrik kelapa sawit (PKS).

Dikatakan Lolita, bahwa pada pameran sehari sebelumnya, terdapat minat dari pengusaha Nigeria untuk membangun pabrik penyulingan minyak sawit mereka sendiri. 

Untuk mendukung hal ini, pengusaha Nigeria diundang oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) GAPKI tersebut untuk menghadiri Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Bali pada 6-8 November mendatang.

"Tujuannya adalah guna bertemu dengan para pemasok sawit yang dapat memenuhi segala kebutuhan produksi dan investasi di industri kelapa sawit," tegas Lolita Bangun.

Dalam kunjungan ke  KFTZ tersebut dilakukan studi banding ke pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng yang diimpor dari Indonesia dengan merk Sahala.  

Saat ini, kata Lolita, total ekspor minyak sawit Indonesia ke Afrika mencapai 42 juta ton pada tahun 2023, dengan 70 ribu ton di antaranya ke Nigeria. 

"Angka ini masih perlu ditingkatkan, mengingat Nigeria adalah negara terbesar di Afrika dengan populasi mencapai 232 juta jiwa," ujarnya.

Di samping itu, bebernya lebih lanjut, diketahui kalau kebutuhan minyak untuk industri dan rumah tangga di Nigeria terus saja meningkat. 

"Selain itu, Nigeria juga memiliki potensi menjadi hub perdagangan bagi negara-negara tetangganya seperti Benin, Niger, Chad, Kamerun, Burkina Faso, dan Togo," kata Lolita.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, Immanuel Lingga, menyatakan bahwa dengan keterlibatan Indonesia sejatinya justru akan membantu meningkatkan kesejahteraan para petani sawit di Nigeria.

"Hal ini juga akan memperkuat citra positif kelapa sawit di mata dunia, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dari pasar Eropa," ucap Immanuel Lingga. 

Kata dia, kesamaan pandangan antara Indonesia dan Afrika sangat penting sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi kampanye negatif terhadap kelapa sawit yang selama ini datang dari Eropa.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS