"Kebun yang berhasil kita data, kebanyakan adalah kebun yang berproduksi rendah."
KETUA Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Sulawesi Tengah (Sulteng), Udin M Paalamu, mengatakan belum ada peremajaan kebun kelapa sawit plasma di daerah itu. Saat ini baru tahap pendataan.
Dijelaskan, dari 8 kabupaten di provinsi tersebut, baru Kabupaten Buol baru yang sudah dilakukan pendataan. Dimana ada ratusan hektar kebun kelapa sawit masuk kategori untuk diremajakan di kabupaten tersebut.
"Kebun yang berhasil kita data, kebanyakan adalah kebun yang berproduksi rendah meski umur kelapa sawitnya masih muda. Sebagian juga sudah berusia tua," paparnya.
Produksi kebun kelapa sawit di Sulteng dinilai rendah. Selain banyak kebun kelapa sawit yang sudah berusia tua, tidak sedikit pula kebun yang menggunakan bibit tidak berkualitas.
Untuk itu, program peremajaan saat ini tengah menjadi fokus utama di provinsi berjuluk Negeri Seribu Megalit tersebut. Seperti agenda Aspek-PIR Sulteng.
"Kita sedang kumpulkan data dari seluruh kabupaten yang ada. Nantinya kita akan ajukan pada program PSR BPDPKS," terang Ketua Aspek-PIR Sulteng Udin M Paalamu, Kamis (22/8).
Udin menyebut, produksi rendah terjadi lantaran bibit yang digunakan saat pembangunan kebun merupakan bibit abal-abal atau tidak berkualitas. Ini petani dapatkan dengan pembelian secara online.
"Benih berkualitas memang cukup sulit didapat di Sulteng. Akhirnya petani memilih membeli benih lewat online. Namun hasilnya justru sangat mengecewakan. Kalau usianya bervariasi, malah ada kebun yang baru dibangun petani dengan usia tanaman baru 3 bulan dan terdeteksi menggunakan bibit tidak berkualitas," tandasnya.