https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Persona

Kisah Calon Mahasiswa Beasiswa Sawit

"Serasa Berhasil Meraih Sesuatu yang Sangat Bernilai"

"Serasa Berhasil Meraih Sesuatu yang Sangat Bernilai"

Ferdi Hernawan. Foto: Dok. Pribadi

"Sepertinya sisi budidaya (sawit) itu memiliki tantangan tersendiri."

DARI sekian banyak kenangan hidup Ferdi Hernawan, salah satu yang ia nilai paling berkesan adalah ketika dinyatakan lulus dalam proses seleksi program beasiswa sawit yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), belum lama ini.

"Serasa berhasil meraih sesuatu yang sangat bernilai," kenang pria 18 tahun itu melalui sambungan telepon, Kamis (22/8) siang.

Pasalnya, ketika masih duduk di bangku SMAN 2 Rambah Hilir di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau, Ferdi tidak ingin pendidikan formalnya terhenti hanya sampai tamat SLTA saja. "Sepertinya tidak zamannya lagi," sebut Ferdi.

"Saya harus kuliah," kenangnya, kala itu. Tidak hanya sekadar itu, menurut Ferdi, ia ingin melanjutkan pendidikan formal ke jenjang perguruan tinggi dengan satu catatan: tidak terlalu membebani orangtuanya.

"Ya, (soal biaya pendidikan) memang tanggung jawab mereka (orangtua)," ungkapnya. Yang Ferdi cemaskan, ketika kedua orangtua berhabis-habis membiayai pendidikannya, kelak kalau sudah selesai ia tidak mampu memberi umpan balik yang setimpal.

"Mereka pasti tidak menuntut (umpan balik)," ulas Ferdi. Tapi sebagai anak, menurut Ferdi, realitas semacam itu dikhawatirkan akan menjadi beban moral tersendiri bagi dirinya.

Ferdi akhirnya menemukan jalan untuk berkuliah dengan tidak terlalu membebani orangtuanya. Berbekal informasi dari sejumlah pihak, ke kuping Ferdi sampai juga kabar soal program beasiswa sawit.

"Langsung saja saya pastikan ikut (proses seleksi), tuturnya. Tambahan lagi, menurut Ferdi, "Program kuliah itu sepertinya sangat klop dengan latar belakang saya yang anak petani sawit."

Dari serangkaian proses seleksi yang ia lalui, termasuk di antaranya tes tertulis, Ferdi pada akhirnya dinyatakan lulus. "Alhamdulillah," ungkapnya.

Oleh penyelenggara program, Ferdi dikuliahkan di Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) Jurusan Teknik Industri Agro untuk program D3. 

"23 September mendatang sudah mulai berkuliah," katanya. Ferdi pun telah mendapatkan tempat kos di ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tersebut.

Setelah dinyatakan lulus dan tinggal menjalani pendidikan, kebahagiaan ternyata tidak hanya milik Ferdi. Kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya juga ikut bangga dengan capaian Ferdi.
                                 ***
LAHIR dan dibesarkan di Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Hilir, Rohul, Riau, pada 6 September 2006; Ferdi sejak kecil sudah akrab dengan sawit karena kawasan tempat ia bermukim termasuk sentra sawit.

Ferdi ikut menjadi saksi begitu banyak keluarga yang terangkat perekonomiannya karena sawit. Ia juga menjadi saksi betapa sulit bagi petani sawit untuk memenuhi kebutuhan dasar ketika harga sawit tengah anjlok di pasaran.

Akumulasi dari sejumlah pengalaman itu mengantarkan Ferdi pada suatu keinginan untuk mempelajari sawit lebih jauh dan lebih dalam lagi. "Hal itu sudah lama terbersit dalam pikiran saya," katanya.

Apalagi, menurut Ferdi, sebagai anak petani sawit ia menyaksikan sendiri praktek-praktek berkebun sawit yang diterapkan kedua orangtuanya, yamg masih berpeluang ditingkatkan melalui sentuhan teknologi.

Dari sekian banyak aspek di sektor sawit, Ferdi mengaku tertarik dengan budidaya, dan ingin mempelajari serta mendalaminya lebih jauh lagi.

"Sepertinya sisi budidaya (sawit) itu memiliki tantangan tersendiri," katanya. Pertimbangannya, menurut Ferdi, ketika populasi penduduk dan ekspansi kebun terus meningkat, tantangan terberat ke depan adalah ketersediaan lahan.

Dengan kata lain, menurut Ferdi, melalui sentuhan teknologi bagaimana upaya dari penguasaan lahan yang terbatas bisa mendatangkan hasil sebanyak mungkin. "Tantangan semacam ini yang memerlukan pemecahan," katanya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS