"Dengan bibit PPKS 540, kami berharap dapat meminimalisir risiko ini."
"KAMI memilih bibit PPKS 540 karena memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan bibit sawit lainnya, terutama dalam hal ketahanan terhadap penyakit dan produktivitas."
Demikian dikatakan Manager Perkebunan 1 PT Bio Nusantara Teknologi (BNT), Dwi Haryanto, saat menemani konten kreator program Advocacy & Penguatan Content Creator Media Sosial dan Jurnalistik Bidang Kelapa Sawit melihat Perkebunan Sawit PT BNT, Jumat (23/8).
PT BNT dinilai melakukan langkah strategis dalam pengembangan perkebunan sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, dengan menanam bibit sawit unggulan jenis PPKS 540 di lahan seluas 4 ribu hektar. Penanaman ini merupakan bagian dari optimalisasi area Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang totalnya mencapai 5.859 hektar.
Menurut Dwi Haryanto, pemilihan bibit sawit PPKS 540 bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah karena keunggulan yang dimiliki.
Dijelaskan, salah satu keunggulan utama dari bibit PPKS 540 adalah ketahanannya terhadap penyakit Ganoderma, yang kerap menjadi momok bagi perkebunan sawit di Indonesia.
Ganoderma adalah jenis jamur yang dapat menyebabkan pembusukan pada akar sawit, sehingga menurunkan produktivitas dan memperpendek umur tanaman.
"Dengan bibit PPKS 540, kami berharap dapat meminimalisir risiko ini," tambah Dwi.
Selain ketahanan terhadap penyakit, bibit sawit PPKS 540 juga dikenal mampu menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan rendemen tinggi, berkisar antara 20 hingga 25 persen. Hal ini berarti, setiap ton TBS yang dihasilkan akan memiliki kandungan minyak yang lebih banyak, meningkatkan efisiensi produksi perusahaan.
"Untuk rendemen TBS kelapa sawit dari bibit PPKS 540 mencapai 20 hingga 25 persen," tutur Dwi.
Bibit PPKS 540 juga memiliki keunggulan lain dalam hal waktu panen yang relatif singkat. Menurut Dwi, umur panen bibit ini hanya mencapai 26 hingga 27 bulan setelah penanaman, lebih cepat dibandingkan dengan bibit sawit konvensional yang biasanya memakan waktu lebih lama untuk bisa dipanen.
"Kecepatan dalam waktu panen tentu memberikan keuntungan ekonomi bagi kami, karena siklus produksi menjadi lebih cepat dan hasilnya bisa segera dinikmati," jelas Dwi.
Dalam hal produktivitas, bibit PPKS 540 juga tidak kalah unggul. Jika dirawat dengan baik, bibit ini mampu menghasilkan hingga 15 sampai 16 ton TBS per hektar setiap tahunnya.
"Jumlah ini dianggap cukup tinggi dan berpotensi memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan," tambah Dwi.
Dengan semua keunggulan tersebut, PT Bio Nusantara Teknologi optimis bahwa penanaman bibit sawit PPKS 540 akan membawa dampak positif tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi peningkatan produksi kelapa sawit di Bengkulu secara keseluruhan.
"Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pemain utama dalam industri kelapa sawit di Indonesia, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan dan berkontribusi pada perekonomian daerah," pungkas Dwi.