https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Masuk 10 Besar Nasional, Manajemen Perkebunan Sawit di Jambi Perlu Ditingkatkan

Masuk 10 Besar Nasional, Manajemen Perkebunan Sawit di Jambi Perlu Ditingkatkan

Foto bersama saat Workshop Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Upaya Mencegah Kebakaran Lahan dan Meningkatkan Produktivitas Perkebunan di Jambi, awal Agustus lalu. Foto: ditjenbun.pertanian.go.id

"Perkebunan kelapa sawit dihadapkan pada tantangan besar."

PENJABAT (Pj) Bupati Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Raden Najmi, mengatakan sebagai provinsi yang masuk 10 besar produsen utama kelapa sawit di Indonesia, perlu ditingkatkan manajemen perkebunan dalam industri kelapa sawit di Jambi.

"Termasuk untuk mendukung pembangunan perkebunan yang berkelanjutan dan mengurangi insiden karhutla,” ungkap Pj Bupati, Raden Najmi.

Raden Najmi mengatakan itu saat
Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), menggelar workshop bertajuk “Workshop Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Upaya Mencegah Kebakaran Lahan dan Meningkatkan Produktivitas Perkebunan” di Provinsi Jambi, awal Agustus 2024 lalu.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari Program BioCarbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscapes (BioCF-ISFL) yang berasal dari Hibah Bank Dunia.

Sebagai informasi, workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada pelaku usaha perkebunan, khususnya dinas perkebunan dan perusahaan perkebunan dalam upaya pengendalian kebakaran lahan melalui penerapan teknologi rekayasa cuaca.

Sementara Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro, mengatakan diharapkan workshop ini dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam penerapan kebijakan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, khusus pada sektor perkebunan kelapa sawit. 

"Kesuksesan penerapan teknologi rekayasa cuaca diharapkan akan memberikan manfaat peningkatan produktivitas usaha perkebunan kelapa sawit dan mengurangi resiko terhadap ancaman kebakaran lahan di masa depan,” katanya, seperti dilansir laman resmi Ditjenbun, Sabtu (24/8).

Hadir menjadi narasumber, yaitu Heri Budi Wibowo dan Djoko Goenawan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, yang membahas tentang Teknologi Rekayasa Cuaca untuk mengatasi kekeringan dan kebakakaran di kebun sawit. 

Teknologi ini, berbasis penggunaan drone, dirancang untuk mengatasi kekeringan yang sering memicu kebakaran, dengan menciptakan hujan buatan melalui proses penyemaian awan.

Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan terkini, kerjasama antarsektor, dan teknologi inovatif, Ditjenbun berupaya keras  mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi oleh industri sawit, sekaligus memastikan keberlanjutan dan keamanan lingkungan hidup dan ekonomi nasional.

Sejalan dengan semangat keberlanjutan dan konservasi lingkungan, harapan ke depannya dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam penerapan kebijakan dan praktik pertanian khusus pada sektor perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan.

Pada kesempatan berbeda, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, terus menekankan betapa pentingnya memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit dengan menjaga keberlanjutan lingkungan, karena kelapa sawit, memiliki peran penting dalam ekonomi nasional dan pembangunan.

Ia menjelaskan, perkebunan kelapa sawit dihadapkan pada tantangan besar selain kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi terutama saat pembukaan lahan, juga produktivitasnya masih harus dioptimalkan.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS