https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Ditunggu, Hasil Penelitian Peserta Lomba BPDPKS tentang Pengobatan Kanker dari Sawit

Ditunggu, Hasil Penelitian Peserta Lomba BPDPKS tentang Pengobatan Kanker dari Sawit

Mahasiswa dari Prodi Kimia Murni Fakultas MIPA Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menemukan formula untuk pengobatan kanker kolon yang berbasis tankos sawit. Foto: rri.co.id

Penelitian diyakini merupakan sebuah langkah maju yang signifikan dalam pengembangan pengobatan kanker.

PARA mahasiswa yang juga periset dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, kini tengah berupaya menemukan resep pengobatan untuk penyakit kanker.

Mereka adalah leserta dari ajang lomba berupa program riset berbasis kelapa sawit yang digelar oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Lomba ini ternyata manjur dan memiliki dampak positif, termasuk bagi dunia kesehatan.

Proses riset ini, seperti dikutip dari laman RRI, Rabu (28/8), dilakukan para mahasiswa dari program studi (Prodi) Kimia Murni, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Kelompok periset itu diketuai oleh Citra Apriliana dengan empat anggota, yaitu Qosrul Karimah, Husna Habib Musthofa, Rofi'atussa'adah, dan Valentina Kusumaningrum.  

Mereka dibimbing oleh  para dosen pembimbing mereka, yaitu Prof. Dr. rer. Nat. Witri  Wahyu Lestari, S.Si., M.Sc. dan Dr. rer.nat. Fajar Rakhman Wibowo S.Si, M.Si.

Para mahasiswa UNS tersebut berupaya menemukan solusi inovatif untuk pengobatan kanker melalui metode pengembangan sistem pengiriman obat (drug delivery system) yang memanfaatkan limbah sawit berupa tandan kosong (tankos).

Dari proses penelitian terbaru itu menunjukkan adanya potensi besar carboxymenthyl cellulose (CMC) dari selulosa dalam bidang medis, khususnya dalam pengobatan kanker kolon. 

Ketua tim peneliti Citra Apriliana mengatakan, riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari UNS ini memfokuskan pada pemanfaatan CMC turunan selulosa, sebagai bahan dasar untuk sistem penghantaran obat (drug delivery system) yang inovatif.

"CMC yang disintesis dari tankos sawit dipilih karena sifatnya yang biodegradable dan biokompatibel, serta kemampuannya untuk memodifikasi dan mengontrol pelepasan obat di dalam tubuh," ungkap Citra Apriliana.

Menurutnya, keunggulan dari sistem ini terletak pada kemampuannya untuk mengurangi efek samping yang sering kali terkait dengan terapi kanker konvensional, seperti kerusakan pada sel-sel sehat. 

Dengan menggunakan CMC dari pohon sawit, Citra bilang mereka selaku peneliti berharap dapat meningkatkan efisiensi pengobatan dan memberikan solusi yang lebih aman dan efektif bagi pasien kanker kolon. 

"Keunggulan lainnya yaitu partikel CMC dapat dikonjugasikan dengan asam folat sehingga mampu menargetkan sel kanker secara lebih akurat, sehingga obat lebih selektif membunuh sel kanker dan efek samping berkurang," kata dia.

Penggunaan limbah tankos sawit, menurutnya, juga sebagai bahan baku tidak hanya mengurangi masalah lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi industri kelapa sawit.

"Serabut dari tankos sawit dipreparasi sedemikian rupa sehingga menjadi berwarna putih kemudian dikonjugasikan dengan asam folat dan digunakan untuk melapisi Kuersetin UiO-66," urainya.

Kata dia, hal itu dilakukan untuk mengetahui hasil terbaik menggunakan berbagai uji dan karakterisasi serta dengan menggunakan pengukuran Response Surface Methodology (RSM).

Hasil awal penelitian, menurut Citra, menunjukkan bahwa sistem penghantaran obat berbasis CMC tankos sawit ini dapat meningkatkan penetrasi obat ke dalam jaringan kanker, melindungi pelepasan premature obat di lambung, dan mengurangi kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.  

"Sehingga penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk menguji keamanan dan efektivitas sistem ini dalam uji klinis," tutur Citra lebih lanjut..

Pihaknya yakin kalau inovasi ini tidak hanya menawarkan harapan baru dalam pengobatan kanker kolon, tetapi juga memberikan dampak positif pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

"Jika terbukti berhasil, penggunaan selulosa pohon sawit dalam drug delivery sistem dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi kanker yang lebih efektif dan ramah lingkungan," ucapnya

Dikatakannya, penelitian yang mereka lakukan diyakini merupakan sebuah langkah maju yang signifikan dalam pengembangan pengobatan kanker. 

"Tim peneliti berharap hasil penelitian ini dapat segera diaplikasikan dalam produksi obat komersial, sehingga dapat memberikan manfaat bagi para penderita kanker usus besar," tegas Citra Apriliana.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS