Indonesia memainkan peran vital dalam pemenuhan kebutuhan minyak sawit global.
RAHMAT Gunawan Pohan, Pengurus DPP Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI), memperingatkan potensi ancaman ketidakcukupan pasokan minyak sawit akibat produktivitas yang menurun.
"Jika masalah produktivitas ini tidak segera diatasi, kita akan menghadapi tantangan besar dalam memenuhi permintaan minyak sawit di masa depan," tegasnya.
Hal itu diungkapkan Rahmat dalam seminar bertema "Kontribusi Hulu-Hilir Kelapa Sawit dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Nasional".
Menghadapi proyeksi ke depan, produksi minyak sawit diperkirakan akan mencapai 86,51 juta ton pada tahun 2045.
Namun, pencapaian ini memerlukan penguatan sektor hulu, terutama pada kebun petani rakyat yang saat ini mencakup sekitar 2,5 juta petani dengan luas lahan 6,04 juta hektar.
Sayangnya, produktivitas minyak sawit dari petani rakyat masih rendah, hanya sekitar 2,87 ton per hektar per tahun.
"Padahal, dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agricultural Practices (GAP), produktivitas bisa meningkat hingga 6-8 ton per hektar per tahun," tambahnya.
Dia juga menekankan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam industri kelapa sawit. Sejak 2017 hingga 2024, program beasiswa SDMPKS telah melahirkan 8.625 lulusan dari keluarga petani kelapa sawit yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan fokus pada kelapa sawit.
"Kami yakin, jika pemerintah memberikan dukungan dan wadah yang tepat bagi generasi muda ini, produktivitas kelapa sawit Indonesia akan meningkat signifikan tanpa perlu perluasan lahan," tutup Rahmat.
Pada bagian lain Rahmat menegaskan pentingnya peran industri kelapa sawit dalam menjaga
ketahanan pangan Indonesia.
Dikatakan, sebagai negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran vital dalam pemenuhan kebutuhan minyak sawit global.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, pada tahun 2023, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16,38 juta hektar dengan produktivitas 50,07 juta ton.
"Ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh industri kelapa sawit nasional, baik dari sektor hulu maupun hilir," kata Rahmat, dalam keterangan resminya, Jumat (30/8).
Dia juga menyoroti peningkatan permintaan minyak sawit, baik untuk ekspor maupun konsumsi domestik. Pada tahun 2018, konsumsi minyak sawit nasional tercatat sebesar 41,83 juta ton, meningkat menjadi 49,17 juta ton pada tahun 2023.