https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Ternyata Perusahaan Ini Punya Pembangkit Listrik Berbahan Limbah Cair Kelapa Sawit

Ternyata Perusahaan Ini Punya Pembangkit Listrik Berbahan Limbah Cair Kelapa Sawit

PT ANJ memiliki PLT Biogas berbahan POME yang berlokasi di Pulau Belitung, Provinsi Babel. (Foto: ist)

"Ini adalah pembangkit listrik tenaga biogas pertama di Indonesia."

PERUSAHAAN sawit swasta nasional, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk.(ANJ) ternyata memiliki pembangkit listrik biogas yang berbahan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME).

Dengan demikian PLT POME yang dikelola oleh PT Austindo Aufwind New Energy, anak usaha ANJ, tersebut menjadi salah satu alternatif energi baru terbarukan (EBT) bagi Indonesia.

Adapun lokasi PLT POME tersebut terletak di area perkebunan kelapa sawit milik ANJ di Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung (Babel).

"Ini adalah pembangkit listrik tenaga biogas pertama di Indonesia," ucap Manager Operasional Pembangkit Listrik Tenaga Biogas   PT Austindo Aufwind New Energy,  Ipan S. Manalu, seperti dikutip dari laman RRI, Jumat (30/8/2024).

Hal tersebut ia ungkapkan saat menerima para tamu dari acara "Site Visit, Kontribusi Sawit untuk APBN dan  Perekonomian' di Pulau Belitung" yang didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) belum lama ini.

Ipan S Manalu menjelaskan, PT Austindo Aufwind New Energy merupakan perusahaan yang mengelola PLT Biogas yang saat ini memiliki kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 1,8 Mega Watt.

Listrik sebanyak itu, ucap Ipan S Manalu, mampu mengalirkan listrik ke  2.000 - 2.500 rumah tangga di tiga kecamatan di Pulau Belitung.

PLT POME tersebut, ujarnya, mulai beroperasi secara komersial di tahun 2014. Namun, hingga kini masih menghadapi tantangan berupa masih rendahnya harga listrik yang dibeli oleh pemerintah.

"Biaya produksi listrik yang kami hasilkan sekitar Rp 600-Rp 700 per kwh, tapi harga yang dibeli PLN hanya Rp975 per kwh," kata Ipan S Manalu. 

"Kerena ketentuan harga tersebut masih mengacu pada Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2012," ujar Ipan menambahkan.

Dia berharap pemerintah bisa memberikan harga yang lebih baik pada listrik tenaga biogas. Apalagi saat ini seiring dengan upaya pemerintah menggalakan sumber EBT guna mengurangi emisi karbon.

Meski demikian, Ipan mengakui insentif yang diberikan pemerintah melalui kementerian keuangan cukup membantu. Insentif tersebut berupa pembebasan Pajak Penghasilan (PPh 23).

"Kami berharap juga ada kelancaran di Bea Cukai, karena kita masih menggunakan mesin dan teknologi dari Jerman. Misalnya, kita belum memiliki gas engine produksi nasional," ucap Ipan.

Ia juga menjelaskan, biogas yang dihasilkan berupa gas metana yang berasal dari proses pembusukan limbah cair pabrik kelapa sawit. 

Biogas metana tersebut selanjutnya melalui proses pembakaran untuk menghasilkan listrik.

Menurut Ipan, pembangkit listrik tenaga biogas di Belitung ini sangat mungkin meningkatkan kapasitas produksi listriknya. Meski tidak besar hanya sekitar 20 hingga 30 persen.

"Tergantung  limbah cair yang dihasilkan pabriknya, kalau kapasitas pabriknya  lebih dari 1.200 ton per hari, kapasitasnya bisa bertambah. Tapi tidak banyak, mungkin hanya 20-30 persen," kata Ipan menutup penjelasannya

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS