
Ilustrasi perkebunan sawit di Sultra. Foto: telisik.id
"Akses pasar juga menjadi tantangan."
PROVINSI Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki potensi yang besar untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Hampir di setiap kabupaten divdaerah itu terdapat perkebunan kelapa sawit.
Potensi itu, menurut data Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), seperti di Kabupaten Konawe, Kolaka, Muna, Konawe Utara, Muna Barat, Bombana, dan Kolaka Timur. Dari catatan Dinas Perkebunan Sultra hingga 2923 luas perkebunan mencapai 59.000 hektar.
Selain itu ada delapan pabrik kelapa sawit yang beroperasi di provinsi berjuluk Bumi Anoa itu. Yakni PT Sultra Prima Lestari (SPL), PT Merbaujaya Indah Raya, PT Darma Jaya Lestari (DJL), PT Tani Prima Makmur, PT Agrindo Mas, PT Madindra Inti Sawit, dan PT Gunung Andalan.
Kendati begitu, pertumbuhan perkebunan komoditi perkebunan andalan Indonesia itu masih diselimuti sejumlah tantangan.
Menurut Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Sabarudin, tantangan tersebut di antaranya terkait legalitas lahan. Kemudian masih tingginya petani yang menggunakan bibit tidak berkualitas hingga produksi kebun menjadi rendah.
"Akses pasar juga menjadi tantangan, belum lagi terkait sarana dan prasarana seperti pupuk dan herbisida yang juga masih menjadi masalah petani," ujarnya,, Sabtu (31/8)
Solusinya, lanjut Sabarudin, program kemitraan harus terus digalakkan di Sultra. Sebab dengan kemitraan antara petani dan perusahaan, akan memberikan jaminan bahwa petani menjadi pelaku strategis dalam perkebunan kelapa sawit.
"Kemitraan juga akan menjamin kesejahteraan petani lantaran produksi akan terjaga lantaran penggunaan bibit yang berkualitas," tandasnya.