Ilustrasi petani sawit di Riau. Foto: Dok. Elaeis
"Kondisi ini menunjukkan daya beli petani di Riau semakin membaik."
UNTUK posisi Agustus 2024, sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Riau naik 1,55 persen dibandingkan dengan bulan Juli 2024.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan, NTP Riau pada Agustus tercatat sebesar 175,65. Bulan sebelumnya mencapai 172,96.
Dia menjelaskan, kenaikan NTP ini didorong oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,38 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,17 persen.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa daya beli petani di Provinsi Riau semakin membaik, terutama di subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat," ujarnya, kemarin.
Peningkatan NTP terjadi pada empat dari lima subsektor penyusun NTP. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 1,74 persen.
"Ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas utama seperti kelapa sawit, kelapa, dan pinang," sebutnya.
Subsektor Perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen, diikuti oleh subsektor Hortikultura dengan kenaikan 0,28 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,06 persen.
Sebaliknya, Peternakan menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan NTP, yakni -0,96 persen.
Secara regional, enam dari sepuluh provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan NTP pada Agustus 2024. Provinsi Riau mencatat kenaikan NTP tertinggi kedua di Sumatera, di bawah Provinsi Sumatera Utara yang mencatat kenaikan sebesar 1,83 persen.
Sementara itu, empat provinsi lainnya mengalami penurunan NTP, dengan penurunan terdalam dialami oleh Provinsi Bengkulu sebesar 1,22 persen.
Kenaikan NTP di Riau menjadi angin segar bagi para petani, terutama di tengah tantangan fluktuasi harga komoditas. "Kami berharap tren positif ini terus berlanjut, sehingga kesejahteraan petani di Riau dapat semakin meningkat," tutup Asep.





