https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Elaeisiana

Lisombe Palm; Tenera

Lisombe Palm; Tenera

Elaeis Guineensis Jacq varietas Virescens. foto: Bambang Subroto

Kalau dari ketebalan endokarp, kami dikategorikan menjadi lima varietas; Dura, Pisifera, Tenera, Macro Carya dan Dwikka Wakka. 

Sebelumnya saya sudah cerita bahwa sekitar tahun 1800, kerajaan Dahomey dan orang-orang Krobo di dekat Accra (ibukota Ghana sekarang) mulai iseng-iseng menanamku.

Kalau dikatakan aku mulai menjadi tanaman orang terhitung sejak tahun itu, berarti sudah 224 tahun orang menanami aku. 

Saat ini kata orang-orang, luas lahan yang sudah ditanami orang dengan tanaman keluargaku, sudah mencapai 24 juta hektar. 

Hasil minyakku per hektar dibilang mencapai 4 ton. Ini lebih besar dari hasil per hektar minyak nabati lainnya seperti soybean, rapeseed maupun sunflower. (Lain kali aku rincikan soal ini ya). 

Terus terang, aku sangat berterimakasih kepada Nikolaus Joseph von Jacquin. Seorang ilmuwan bidang kedokteran, kimia dan botani. 

Lelaki kelahiran Leiden, Belanda pada 16 Februari 1727 inilah yang telah mengklasifikasi marga (Genus) ku menjadi 'Elaeis' dalam ilmu tumbuh-tumbuhan (botani) pada tahun 1763. Dia meninggal di Wina, Austria pada 26 Oktober 1817. 

Gara-gara dia berhasil mengklasifikasikan aku lah makanya kemudian ada embel-embel 'jacq' dalam nama panjangku itu; Elaeis Guineensis Jacq, begitu selengkapnya. 

Ed. R. V. Corley menulis, keluarga besar kami adalah Palma Monokotil 'Arecaceae'. Dia menulis itu pada 1976.

Baca juga: Namaku Elaeis... 

Untuk saat ini, keturunan asli kami cuma dua; aku, 'Elaeis Guineensis' dan saudaraku; Elaeis Oleifera. Orang juga menyebutnya; Elaeis Melanocca .

 

Banyak orang bilang kalau saudaraku ini bertebaran di Amerika Selatan dan Tengah, dari Honduras hingga Brasil bagian Utara. 

Belakangan, ada juga terdengar nama Elaeis Odora atau Barcella Odora. Kabar yang aku dapat, dia kelahiran Amerika Selatan. 

Setahun kemudian, Charles William Stewart Hartley menulis silsilah kami (Guineensis-Oleifera) dalam bukunya The Oil Palm

Silsilah ini termasuklah siapa yang lebih tua; Guineensis atau Oleifera. Yang membikin nama Oleifera ini adalah Carl Sigismund Kunth. Ahli Botani dari Jerman. Boleh dibilang dialah orang pertama yang mengklasifikasi tanaman di benua Amerika. 

O ya, kalau kalian ingin tahu perbedaan kami, ini bisa ditengok dari dua karakteristik; ketebalan endokarp dan warna buah. 

Kalau dari ketebalan endokarp, kami bisa dikategorikan menjadi lima varietas; Dura, Pisifera, Tenera, Macro Carya dan Dwikka Wakka. Hutgers dan Yampolski yang membikin penggolongan ini. 

Macro Carya. Orang sering juga menyebut type Congo, cangkangnya lebih tebal ketimbang Dura. Kalau Dura 2-5 mm, Macro malah mencapai 4-8 mm. 

 

Dwikka Wakka. Ini type yang unik. Selain lapisan dagingnya ada dua, Dwikka Wakka ada yang dalam bentuk Dura, Psifera dan Tenera.     

Dalam dunia kami, Dura sering disebut sebagai induk betina. Buahnya bercangkang tebal. Lalu Psifera dinamai induk pejantan. Dia sama sekali enggak punya cangkang buah. 

Kalau keduanya kawin, lahirlah yang namanya Tenera. Bercangkang tipis. Minyaknya 30% lebih banyak dari induknya. 

Kalau berdasarkan warna buah kata Vanderwejn, varietas kami terbagi menjadi tiga; Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Waktu masih muda, buahnya Nigrescens ini berwarna ungu hingga hitam. 

Tapi kalau sudah matang, dia akan berwarna jingga kehitam-hitaman. Varietas ini yang kebanyakan ditemukan pada Tenera. Menjadi tanaman kelapa sawit paling pavorit di Indonesia. 

Virescens. Sewaktu masih muda, buahnya berwarna hijau. Tapi setelah matang, warnanya berubah menjadi jingga kemerahan. Tapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini tergolong langka. 

Albescens. Selagi masih muda, buahnya berwarna keputih-putihan. Tapi setelah matang, berurah menjadi kekuning-kuningan. Ujungnya berwarna ungu kehitaman.

Balik kita ke ceritaku di awal. Tahun 1907, William Lever telah mencari konsesi tanah di koloni-koloni Inggris di Afrika Barat. 

Dalam tulisan Hancock (1942) maupun Wilson (1954), Lever mau membangun pabrik minyak sawit untuk kebutuhan pabrik sabunnya; Lancashire

Sayang, rencana Lever ditolak kantor kolonial. Gara-gara itu lah dia hengkang ke wilayah jajahan Belgia (Kongo Belgia) yang sekarang telah menjadi Republik Demokratik Kongo. 

Di sinilah cikal bakal revolusi industri minyak sawit bermula, persis setelah Lever Brothers berubah nama menjadi Unilever.  

 

Dari konsesi Unilever dan anak perusahaannya; United Africa Company yang bertebaran di Kamerun Inggris dan Kongo Belgialah varietas kami, Tenera, dihasilkan. 

Sebetulnya, kebun Tenera ini tidak ujug-ujug. Ada juga pengaruh temuan orang Jerman di Kamerun terhadap benih kami yang bercangkang tipis itu. Mereka sering bilang 'Lisombe Palm'. 

Courade (1977) dan Fieldhouse (1978) menulis, tahun 1922 Belgia mulai menyelidiki temuan orang jerman itu. 

Kebun percontohan Tenera dibikin di stasiun penelitian Yangambi. Daerah ini sekarang masuk dalam wilayah Isangi Provinsi Tshopo, Kongo. 

Tiga tahun M. Beirnaert meneliti Tenera ini. Dari hasil selama itu, dia kemudian bisa membuktikan kalau si Tenera sebenarnya hibrida dari Dura bercangkang tebal dan Psifera tanpa cangkang. 

Bila terjadi penyerbukan, maka akan menghasilkan Tenera 50 persen, Dura 25 persen dan Psifera 25 persen. Begitu ditulis Beirnaert dan Vanderweyen pada tahun 1941.

Hhmmm...sampai di sini dulu ya. Entar ceritanya kepanjangan...


  

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS