
Ilustrasi CPO. Foto: bpdp.or.id
"Tekanan terjadi pada harga CPO di awal pekan, dan harga bergerak berbalik naik di perdagangan hari Jumat kemarin."
SETELAH rontok pada Rabu hingga Jumat (4-6 September 2024), kali ini harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) juga kembali rontok berdasarkan hasil tender yang diselenggarakan oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN).
Bahkan pada tender periode Senin (9/9/2024), turunnya lebih banyak Rp 11 per kilogram (Kg) dari kejatuhan harga CPO pada periode Jumat, 6 September 2024, yang cuma turun Rp 31 per Kg.
Seperti diketahui, pengamat ekonomi Gunawan Benjamin, melihat sebenarnya harga CPO selama bulan September justru bergerak dalam rentang yang cukup sempit, yaitu antara RM 3.885 hingga RM 3.950 per ton.
"Tekanan terjadi pada harga CPO di awal pekan, dan harga bergerak berbalik naik di perdagangan hari Jumat kemarin. Harga CPO sejauh ini ditransaksikan di kisaran RM 3.950 ringgit per ton," ujar Gunawan Benjamin.
Pengajar di berbagai kampus ternama di kota Medan itu mengatakan kinerja harga CPO memang relatif tidak banyak berubah beberapa waktu terakhir.
"Dan seharusnya kondisi itu bisa menjaga harga pembelian tandan buah segar (TBS) di tingkat petani sawit kita," kata pria yang punya kemampuan menganalisis perkembangan bursa saham ini.
"Namun sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Harga CPO terpukul oleh penguatan mata uang kita, Rupiah, dan mata uang Malaysia, Ringgit, yang terjadi belakangan ini," beber Gunawan.
Bahkan, kata dosen di kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini, untuk hari Jumat lalu saja mata uang Rupiah menguat di kisaran level Rp 15.350 per US Dolar.
Dalam sepekan terakhir, Gunawan mengatakan mata uang Indonesia, Rupiah, justru menguat sebanyak 200 poin, dan hal itu sudah pasti akan menekan pendapatan para eksportir.
Termasuk, kata dia, menekan pendapatan para eksportir berbagai produk turunan kelapa sawit yang ada di berbagai sentra perkebunan di Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Di samping faktor penguatan mata uang Rupiah dan Ringgit terhadap US Dollar, Gunawan menyampaikan bahwa faktor lain yang memicu pelemahan harga CPO belakangan ini lebih dipengaruhi oleh kinerja ekspor yang melemah.
Nah, kalau sudah begini kondisinya, jadi paham kan kalau situasi di atas bakal menjadi kabar buruk bagi para petani sawit saat hendak menjual TBS mereka ke pabrik kelapa sawit (PKS)?
Berikut ini hasil tender harga CPO per Kg di luar atau tidak termasuk PPN di PT KPBN periode Senin (9/9/2024):
Belawan: Rp 13.058 (sebelumnya tak ada kabar)
Kuala Tanjung: Tidak ada kabar (sebelumnya Rp 13.100 - MM)
Dumai : Rp 13.058 - AGM (sebelumnya Rp 13.100, turun Rp 42)
Talang Duku (fob) : Tak ada kabar (sebelumnya Rp 12.900 - MM)
Sawit Sebrang (Loco) : Rp 12.933 - WD. Harga penawaran tertinggi Rp 6.500 - BTI (sebelumnya tak ada kabar)
Sawit Hulu (Loco) : Rp 12.921 - WD. Harga penawaran tertinggi Rp 6.500 - BTI (sebelumnya tak ada kabar)
Kwala Sawit (Loco) : Rp 12.849 - WD. Harga penawaran tertinggi Rp 6.500 - BTI (sebelumnya tak ada kabar)
Pagar Merbau (Loco) : Rp 12.977 - WD. Harga penawaran tertinggi Rp 6.500 - BTI (sebelumnya tak ada kabar).