
Ilustrasi pengadaan sarpras di perkebunan sawit. Foto: bpdp.or.id
"Dari hulu hingga hilir akan diperkuat."
DITJEN Perkebunan (Ditjenbun) bersyukur atas adanya peran BPDPKS yang mendanai berbagai program seperti peremajaan sawit rakyat (PSR), sarana maupun prasarana (sarpras).
Pernyataan tersebut disampaikan
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Heru Tri Widarto
di Jakarta (10/9/2024), seperti dikutip Jumat (13/9).
Sebagai informasi, SDM PKS yang dimaksud Heru adalah sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari sejumlah kegiatan berskala nasional.
Seperti pemberian beasiswa sawit bagi para anak petani dan pekerja sawit yang kuliah ke berbagai kampus atau fakultas sawit, pemberian beragam pelatihan kepada para petani yang dikerjasamakan dengan sejumlah lembaga edukatif, peneliti, lembaga pendamping petani, dan lainnya.
“Berharap dengan adanya semua itu pengembangan SDM, khususnya di bidang sawit atau tempat-tempat sawit diproduksi, juga melalui beasiswa 3.000 orang dan pelatihan lainnya, dapat mencetak lebih banyak lagi SDM di sub sektor perkebunan,” ujar Heru.
Ia menegaskan bahwa sektor pertanian, termasuk perkebunan, terbukti nyata berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan terus berkomitmen meningkatkan produksi di sub sektor perkebunan untuk memberikan kesejahteraan bagi para pekebun," kata dia.
"Dari hulu hingga hilir akan diperkuat mulai dari penyiapan benih, budidaya, pasca panen, pengolahan, dan hingga marketing,” kata Heru Tri Widarto menambahkan.
Ia menyadari bahwa berbagai tantangan tentu ada, salah satunya saat ini kondisi tanaman perkebunan yang sudah tua usianya dan diberi sebuah solusi yang jitu.
Yaitu, kata dia lagi, berupa kegiatan PSR yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS). Situasi ii merupakan sebuah berkah bagi sub sektor perkebunan.
Lebih lanjut, Heru menyampaikan bahwa komitmen Menteri Pertanian untuk mendorong hilirisasi di sektor perkebunan.
Beberapa waktu lalu Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan soft launching implementasi B50 di Kalimantan Tengah.
“Indonesia menguasai 58 persen Crude Palm Oil (CPO) atau sawit di dunia, kekuatan pangan dan biodiesel ada di Indonesia, potensi ini perlu dikelola dengan baik,” tegas Mentan kala itu.