https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Petani Sawit Kecam Ketidakadilan: Pemerintah Harus Turun Menyeimbangkan Pasar

Petani Sawit Kecam Ketidakadilan: Pemerintah Harus Turun Menyeimbangkan Pasar

TBS sawit yang siap dipasarkan. Foto: rri.co.id  

Pemerintah diharapkan membuat harga TBS kelapa sawit agar adil bagi semua petani di seluruh Indonesia.

FAKTA bahwa harga kelapa sawit untuk masing-masing daerah di Indonesia tidak sama, tak terbantahkan. Tapi kalau perbedaannya menyolok, inilah yang disesalkan.

Seperti harga kelapa sawit di Sumatera Utara telah mencapai Rp 2.930 per kilogram, sedangkan di Bengkulu, tertinggi hanya mencapai Rp 2.500 per kilogram. Padahal secara kualitas, TBS kelapa sawit di kedua provinsi tersebut sama.

Menurut Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora, secara kualitas, TBS kelapa sawit Bengkulu Utara dan Sumatera Utara sama. Sebab tanaman kelapa sawit di Bengkulu kebanyakan kecambah dan bibitnya berasal dari sana.

"Kadang bingung dengan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu, saat daerah lain seperti Sumatera Utara naiknya sudah tinggi, di Bengkulu masih stagnan dikisaran Rp 2.400 hingga Rp 2.500 per kilogram," kata John, Kamis (21/3).

John menambahkan, perbedaan harga tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti aksesibilitas pasar dan infrastruktur yang berbeda di kedua provinsi. 

Meskipun begitu, petani kelapa sawit di Bengkulu merasa dirugikan oleh perbedaan harga yang cukup signifikan dengan Sumatera Utara.

"Jelas ada faktor lain yang mempengaruhi hal ini, tapi tetap saja petani yang dirugikan atas perbedaan harga tersebut," tambah John.

Ia mengecam ketidakadilan harga tersebut. Pihaknya berharap pemerintah dapat membuat harga TBS kelapa sawit agar adil bagi semua petani di seluruh Indonesia.

"Kami berharap pemerintah dapat memperhatikan hal ini dan menyeimbangkan harga agar adil bagi semua petani kelapa sawit di seluruh Indonesia," kata John.

Selain itu, Ia juga meminta pemerintah daerah di Bengkulu untuk turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini dan memastikan keadilan harga bagi petani kelapa sawit di Bengkulu.

"Kami minta pemerintah daerah di Bengkulu turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini dan memastikan keadilan harga," pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, Dr Ansori Tawakal SE MM menyarankan, upaya perbaikan dalam pemasaran dan promosi produk kelapa sawit dari Bengkulu. Sehingga dapat membantu meningkatkan harga dan daya saingnya di pasaran.

"Dengan adanya perbedaan harga yang signifikan antara Sumatera Utara dan Bengkulu, diharapkan pemerintah dapat memberikan perhatian lebih dalam menyeimbangkan pasar kelapa sawit di Bengkulu demi keadilan dan kemakmuran para petani," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS