"Sertifikasi akan membuka akses pasar yang lebih besar."
DINAS Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, terus berupaya mendorong percepatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) di kalangan petani kelapa sawit. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk perkebunan sawit sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Kepala Distan PPU, Andi Trasodiharto menyatakan, program sertifikasi ISPO sangat penting agar hasil perkebunan sawit dari PPU dapat memenuhi standar internasional yang semakin ketat.
"Sertifikasi akan membuka akses pasar yang lebih besar, khususnya bagi petani lokal yang ingin bersaing dengan perusahaan besar di industri kelapa sawit," sebutnya dalan keterangan resmi dikutip Senin (21/10).
“Jika sudah tersertifikasi ISPO, petani sawit di PPU dapat memenuhi standar perusahaan besar. Ini akan membantu mereka meningkatkan daya saing di pasar global,” tambahnya.
Diakuinya bahwa proses mendapatkan sertifikasi ISPO tidak mudah karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi petani/pekebun. Itu sebabnya Dinas Pertanian PPU terus melakukan pendampingan dan bimbingan kepada para petani. Termasuk melakukan pendataan terkait lahan, jumlah pekebun, serta pengelolaan perkebunan yang ada.
“Proses sertifikasi cukup kompleks, ada banyak syarat yang harus dipenuhi. Saat ini kami sedang melakukan pendataan agar para pekebun dapat lebih mudah memenuhi kriteria ISPO,” lanjutnya.
Selain itu, Distan PPU juga menjalin kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan asuransi bagi para pekerja di sektor perkebunan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan kerja pekerja dan terhindar dari ancaman jatuh ke jurang kemiskinan jika sewaktu-waktu mengalami kecelakaan kerja.
“Melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan, kami ingin memberikan rasa aman bagi para pekebun dan pekerja informal di sektor perkebunan,” tutupnya.