https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Dijajaki, Pemanfaatan Limbah Cair PKS sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan

Dijajaki, Pemanfaatan Limbah Cair PKS  sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan

Ilustrasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Foto: waterpedia.co.id

"Potensi biometana belum sepenuhnya dikembangkan."

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Timur (kaltim) menjajaki pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT). Kandungan biometana pada limbah sawit bisa mendukung transisi energi fosil menuju energi hijau yang lebih ramah lingkungan.

Sekda Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, mengatakan, provinsi ini memiliki potensi limbah cair sawit atau yang dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME) yang cukup besar.

"Sayangnya hingga kini potensi biometana tersebut belum sepenuhnya dikembangkan. Padahal demand-nya tinggi. Jika dimanfaatkan secara optimal, dapat menjadi sumber EBT yang signifikan,” katanya dalam keterangan resmi Diskominfo Kaltim dikutip Jumat (25/10).

Menurutnya, limbah POME ini bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dan gas pengganti elpiji. “Permintaan untuk ekspor biometana juga tinggi," sebutnya.

Beberapa perusahaan kelapa sawit di Kaltim sudah mulai menggunakan listrik berbasis biometana untuk kebutuhan internal, namun skala produksi masih kecil. "Kita mendorong agar perusahaan lebih berani mengembangkan pemanfaatan biometana dalam skala yang lebih besar," sebutnya.

"Kita ingin semua PKS punya komitmen untuk menggandeng atau bekerja sama dengan perusahaan investor untuk menghasilkan biometana sebagai substitusi pengganti sumber energi," tambahnya.

Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, Ence Ahmad Rafiddin, mengamini bahwa proses pembusukan air limbah sawit menghasilkan gas metana dalam jumlah besar. Kaltim sendiri memiliki 109 pabrik kelapa sawit yang mengolah tandan buah segar (TBS) 30 ton per jam.

“Biometana yang dihasilkan dari proses ini bisa menjadi sumber energi alternatif yang efisien untuk pembangkit listrik. Dari pada menguap percuma dan menimbulkan pemanasan global, lebih baik dimanfaatkan sebagai biometana,” terangnya.

Untuk memaksimalkan pemanfaatan POME, Pemprov Kaltim menggelar Diskusi Pengembangan Model Usaha untuk Peningkatan Pemanfaatan Biometana. Diskusi ini diharapkan menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, khususnya dalam dunia usaha, guna mendorong pemanfaatan EBT dari limbah sawit.

Pada kesempatan itu Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Bioenergi Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi, memaparkan bahwa potensi biogas di Indonesia mencapai 5.200 meter kubik per tahun, setara dengan 2,6 juta ton elpiji. Hal ini menjadi solusi potensial, mengingat 60 persen kebutuhan elpiji nasional masih dipenuhi dari impor.

Kaltim, khususnya daerah Kutai Timur, termasuk salah satu dari sepuluh daerah dengan potensi biogas terbesar di Indonesia.

“Diskusi ini menjadi titik awal kerja sama pengembangan biometana di Kaltim, dengan harapan model usaha baru dapat tercipta untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan,” tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS