https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Petinggi BPDPKS Ini Minta Anak Muda Bangga Jadi Petani Sawit Milenial. Kenapa?

Petinggi BPDPKS Ini Minta Anak Muda Bangga Jadi Petani Sawit Milenial. Kenapa?

Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah. Foto: Istimewa

"Keluaran atau outputnya  adalah meningkatnya kinerja sektor sawit nasional."

KENAPA harus bangga menjadi petani sawit milenial? Kepala Divisi Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Helmi Muhansyah, punya jawaban menarik untuk itu.

Sebab, menurut Helmi, selain kesejahteraan meningkat, hidup manusia saat ini selalu terkait minyak sawit selama 24 jam atau sehari penuh selama setiap hari.

Helmi mengatakan hal itu saat didaulat berbicara dalam  lokakarya atau workshop petani sawit milenial yang digelar oleh DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Indonesia Kalbar dan BPDPKS, Kamis (21/3).

Menurut Helmi, minyak sawit dipakai untuk produk pangan, industri farmasi, dan sanitasi serta industri kosmetika seperti sampo, pasta gigi, make up, dan lainnya

"Juga dipakai untuk produk-produk suplemen, bahan bakar nabati (BBN), serta untuk bahan fabrikasi seperti alat-alat rumah tangga, furnitur, dan lainnya," kata Helmi.

"Minyak sawit juga terbukti meningkatkan kekebalan tubuh manusia, kaya akan manfaat kesehatan," ia menambahkan.

Helmi mengatakan, vitamin E pada minyak sawit memiliki banyak tokotrienol yang bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi resiko kanker, alzheimer, dan diabetes.

Bahkan, kata dia, vitamin E pada minyak sawit lebih banyak ketimbang yang ada di dalam minyak nabati lainnya seperti kedelai, jagung, dan bunga matahari.

Dalam kesempatan itu Helmi juga menguraikan segudang produk inovatif berbasis sawit yang telah berhasil diciptakan seperti batik saeit, helm dan rompi anti peluru yang berbahan tandan kosong (tankos) sawit, dan lainnya.

Pada bagian lain Helmi menjelaskan,  program BPDPKS sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2015 Jo Perpres 66 tahun 2018. Seperti Program PSR, Program Sarpras.

"Lalu Program Penelitian dan Pengembangan, selanjutnya pronosi sawit baik, pemenuhan kebutuhan pangan, hilirisasi industri sawit, serta penyediaan dan pemanfaatan BBN," ia menambahkan.

Keluaran atau output dari semua program itu, beber Helmi,  adalah meningkatnya kinerja sektor sawit nasional, menyerap kelebihan CPO di pasar dalam rangka stabilisasi harga.

"Penciptaan pasar domestik dan meningkatnya kesejahteraan petani sawit di seluruh Indonesia," ungkap Helmi Muhansyah.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS