MoU ini akan ditindaklanjuti dengan diskusi rinci.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Sumitomo Heavy Industries Limited menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang kerja sama riset dan inovasi.
Penandatanganan dilakukan Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R Hendrian, dan pimpinan Sumitomo Heavy Industries, Kazuyoshi Ito.
MoU ini menandai langkah penting dalam penguatan kolaborasi antara lembaga riset nasional dan perusahaan manufaktur terkemuka asal Jepang tersebut. "Fokus utama dari kolaborasi ini adalah konversi bahan bakar, termasuk basis co-firing yang menggunakan sumber daya biomassa dari Indonesia," jelas Hendrian dalam keterangan resmi Humas BRIN dikutip Ahad (3/11).
Diakuinya bahwa kiprah Sumitomo telah dikenal sebagai salah satu perusahaan manufaktur terbesar di Jepang, yang bergerak di berbagai bidang industri, termasuk energi, mekatronika, dan peralatan konstruksi. "Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat membangun basis riset dan pengembangan bersama yang terbuka antara BRIN dan Sumitomo," katanya.
Lebih jauh, Hendrian menjelaskan bahwa kerja sama ini akan membawa hasil riset BRIN dalam teknologi konversi bahan bakar ke tahap uji coba industri di Sumitomo Heavy Industries di Jepang. Tujuannya untuk menemukan metode konversi bahan bakar yang lebih optimal, yang berbasis pada sumber daya alam Indonesia. Hasil riset ini diharapkan dapat diterapkan di Indonesia, sehingga teknologi yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Menurut Hendrian, MoU ini akan ditindaklanjuti dengan diskusi rinci terkait rencana pelaksanaan riset dan inovasi yang mencakup tiga bidang utama. Yakni kolaborasi riset pemanfaatan bahan bakar berbasis co-firing biomassa dengan Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi serta Pusat Penelitian Biomassa dan Bioproduk; pengembangan teknologi pengolahan pangan, termasuk mesin stainless steel untuk pengolahan pangan dan kajian multiomik pangan tradisional Indonesia bersama Pusat Penelitian Teknologi Pengolahan Pangan; dan pemanfaatan inovasi sun-time gum yang akan dikembangkan bersama Pusat Penelitian Mikrobiologi Terapan.
Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono menyampaikan bahwa kerja sama ini dimulai dari pertemuan awal dengan pihak Sumitomo pada Juli 2024. "Setelah melalui serangkaian diskusi daring dan rapat teknis, kami akhirnya sampai pada tahap MoU," ungkapnya. Ia berharap kolaborasi ini akan menghasilkan solusi konkret bagi industri Indonesia, khususnya di bidang energi dan teknologi pangan.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur, Cuk Supriyadi Ali Nandar, menyampaikan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung Program Transisi Energi Pemerintah Indonesia, khususnya terkait upaya penghentian bertahap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara menuju penggunaan energi terbarukan.
Menurutnya, kerja sama ini berlandaskan pada potensi besar biomassa yang dimiliki Indonesia, terutama mengingat negara ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan produk samping kelapa sawit menjadi salah satu solusi yang diusulkan untuk memperpanjang umur operasional PLTU batu bara, dengan cara mengombinasikan penggunaan batu bara dan biomassa sawit.
“Kita tahu Sumitomo Heavy Industries adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia, dan kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk berkolaborasi dalam mengembangkan konversi bahan bakar dari PLTU batu bara ke biomassa. Ini adalah langkah konkret yang mendukung target emisi nol persen Indonesia,” tukasnya.
“Setelah penandatanganan MoU ini, kami akan melanjutkan dengan finalisasi kesepakatan terkait fuel conversion agreement antara Sumitomo Heavy Industries dan Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN,” tambahnya.
Dia juga menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada satu topik saja, melainkan akan berkembang ke berbagai area riset dan inovasi lain yang relevan dengan transisi energi.
General Manager Business Development and Promotion Department Energy and Lifetime Segment, Sumitomo Heavy Industries, Kazuyoshi Ito, mengungkapkan kegembiraannya atas kolaborasi dengan BRIN dalam upaya inovasi energi berbasis biomassa dan ia optimis terhadap peluang riset bersama di masa depan.
"Saya pernah mengunjungi Indonesia lebih dari 15 tahun yang lalu. Saat itu, di Jepang, kami tidak memiliki sumber daya bahan bakar yang cukup, dan mulai memanfaatkan batu bara berkualitas rendah, baik di Jepang maupun di Indonesia. Dari sinilah kolaborasi awal kami dengan BRIN dimulai," ungkap Ito.