"Respon cepat ini sebagai upaya mencegah terjadinya korban jiwa atas fenomena tersebut," tambahnya
KETUA DPRD Sulawesi Barat (Sulbar) Amalia Fitri Aras bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sulbar, Rachmad, meninjau lokasi tanah bergerak di Kabupaten Mamuju Tengah, Minggu (3/11).
"Peristiwa ini terjadi di Desa Saloadak, Kecamatan Tobadak 7. Banyak beredar di media sosial terkait tanah amblas di perkebunan kelapa sawit," kata Rachmad dalam rilis Humas Pemprov Sulbar.
Atas arahan PJ Gubernur Sulbar, Dinas PUPR Sulbar langsung bergerak ke lokasi untuk melihat situasi sebenarnya. "Kita ingin melihat langsung seperti apa fenomena ini dan mendiskusikan bersama DPRD terkait langkah-langkah yang akan dilakukan," kata Rachmad.
"Respon cepat ini sebagai upaya mencegah terjadinya korban jiwa atas fenomena tersebut," tambahnya.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, fenomena tanah bergerak ini menyebabkan satu alat berat jenis ekskavator yang sedang memperbaiki jalan di tengah kebun sawit terkubur lumpur.
Peristiwa yang disaksikan belasan mata warga setempat itu terjadi di pada Sabtu (2/11) sekitar pukul 15.30 WITA. Saat itu, perusahaan perkebunan sawit sedang melakukan peningkatan jalan lalu tiba-tiba tanah bergerak.
Operator ekskavator tersebut berhasil menyelamatkan diri. Namun jalan yang sedang diperbaiki itu justru amblas dan tak bisa dilewati lagi. Akibatnya empat desa terisolasi. Masing-masing Desa Sejati di Mamuju Tengah serta Desa Leling Utara, Leling Induk, dan Leling Barat di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju.