Kemajuan industri kelapa sawit Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
BUKU "Sawit, Anugerah yang perlu Diperjuangkan", yang diterbitkan oleh Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), diluncurkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (4/11).
Acara peluncuran dirangkai dengan Bedah Buku dan Diskusi bertajuk Palm Oil Palm Oil Sustainability: Law, Environment & Agriculture Perspective.
Bedah buku dan diskusi sekaligus peluncuran itu digelar di Aula Prof. Dr. Suhadji Hadibroto, dan menghadirkan tiga narasumber. Yakni Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Yanto Santosa, Pakar Hukum Kehutanan Dr. Sadino, serta Prof. Dr. Abdul Rauf yang merupakan Guru Besar Fakultas Kehutanan USU. Juga hadir mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI di Kabinet Indonesia Maju (KIM) periode 2015-2019, Dr. Darmin Nasution.
Pada kesempatan itu, ketiga narasumber sepakat bahwa kelapa sawit telah menjadi komoditas strategis Indonesia yang berkembang menjadi komoditas multidimensional karena terbukti memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bahkan, keberadaan kelapa sawit dan turunannya termasuk memperkuat neraca transaksi perdagangan, meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat petani kelapa sawit. Bahkan tak kalah pentingnya, menunjang ketahanan energi nasional melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Meski demikian, kemajuan industri kelapa sawit Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketidakstabilan harga, efisiensi dan produktivitas pada mata rantai pasok (hulu-menengah-hilir), belum optimalnya hilirisasi produk yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added), serta kesalahpahaman mengenai dampak lingkungan dari pengembangan industri sawit baik dari internasional maupun domestik.
Guna mengatasi berbagai tantangan tersebut, menurut para narasumber, diperlukan kolaborasi dan komunikasi yang substantif serta advokasi yang efektif secara berkelanjutan antar para pemangku kepentingan sehingga dihasilkan berbagai kebijakan yang kredibel, terintegrasi, transparan, dan kondusif agar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesinambungan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (sustainable economic growth) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kelapa sawit (inklusif).
Darmin Nasution sendiri berharap buku yang diluncurkan itu dapat membangun kesadaran berbagai pihak bahwa industri yang merupakan salah satu penopang utama ekonomi Indonesia ini patut mendapat perhatian berbagai pihak demi keberlangsungannya.
Sementara Sekretaris USU Prof. Dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar, berharap kegiatan ini memberikan perspektif baru tentang sawit. "Bahkan berkontribusi merumuskan solusi inovatif bagi keberlanjutan industri sawit yang tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga mengedepankan keseimbangan ekologi dan aspek hukum yang mendukung keberlanjutan dalam jangka panjang," jelasnya dalam keterangan resmi, kemarin.
Kegiatan dirangkai dengan penyerahan buku berjudul "Sawit, Anugerah yang Perlu Diperjuangkan" dari Direktur IPOSS Nanang Hendarsah MA kepada Muhammad Fidel.
Kegiatan semakin semarak dan hidup dengan terlontarnya sejumlah pertanyaan dari undangan. Diantaranya terkait hal-hal yang perlu dilakukan pelaku industri sawit untuk menepis stigma negatif yang sampai saat ini masih ada di benak sebagian masyarakat dan sejumlah elemen.