Berita > Ragam
Tercatat 16.800 Desa Sawit di Indonesia, 400 di Antaranya Telah Menjadi Anggota ADeSI
"Desa- desa ini berhimpun karena memiliki potensi dan permasalahan yang sama."
MENTERI Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) RI Yandri Susanto menerima audiensi pengurus Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Desa Sawit Indonesia (DPP ADeSI).
Pertemuan berlangsung di Gedung Sasana Manggala Praja, Bandara Halim Perdana Kusumah, dan dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Yahdil Harahap dan Direktur Pengembangan Produk Unggulan Desa dan PDT M Fachri.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum DPP ADeSI yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Zeky Hamzah, menyampaikan tujuan pembentukan asosiasi ini.
"ADeSI dibentuk untuk memperkuat pengembangan potensi pembangunan desa berbasis sawit. ADeSI juga berfungsi sebagai wadah untuk mengurai banyak persoalan yang dihadapi desa-desa di wilayah perkebunan sawit, seperti tumpang tindih lahan dan kesulitan dalam menjalin kemitraan dengan perusahaan sawit," jelasnya dalam keterangan resmi Prokopim Kutim dikutip Sabtu (9/11).
Zeky menjelaskan bahwa saat ini terdapat 16.800 desa sawit di Indonesia, 400 di antaranya telah menjadi anggota ADeSI. "Kami juga telah membentuk 6 Dewan Pimpinan Wilayah di tingkat provinsi dan 16 Dewan Pimpinan Daerah di kabupaten," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Zeky meminta kesediaan Menteri Yandri untuk menjadi Penasehat ADeSI dan mengunjungi Desa Tepian Langsat. la menekankan pentingnya kunjungan tersebut untuk menunjukkan bahwa desa tidak hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek yang aktif dalam pengelolaan sumber daya.
"Di Tepian Langsat, kami menjaga tata ruang yang berbasis pada hutan, lahan pertanian pangan, dan konservasi lingkungan hidup," ungkapnya.
Fachri menambahkan bahwa ADeSI merupakan satu-satunya asosiasi desa yang berbasis potensi, yang berperan penting dalam pembangunan dan pemberdayaan pekebun sawit.
"Desa- desa ini berhimpun karena memiliki potensi dan permasalahan yang sama. Dengan wadah ini, kami berharap bisa mereplikasi kisah sukses dari satu desa ke desa lainnya," tuturnya.
Menteri Yandri merespon positif audiensi ini dan memberikan apresiasi terhadap keberadaan ADeSI. la menyatakan kesediaannya untuk menjadi Ketua Dewan Penasehat ADeSI dan berkomitmen untuk mengunjungi Desa Tepian Langsat, bahkan berencana bermalam di sana.
Dia juga memberikan arahan kepada ADeSI untuk mengembangkan produk turunan sawit. "Produk turunan ini bisa dijadikan beragam usaha yang dapat dikelola oleh BUMDes, dari pangan hingga kosmetik. Dengan hilirisasi sawit, bisa dikembangkan energi baru dan terbarukan, serta menjaga harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit agar tetap stabil," jelasnya.
Yandri juga menyatakan ketertarikan untuk melihat langsung keberhasilan desa dalam membangun kemitraan usaha sawit. "Saya ingin melihat seperti apa keberhasilannya dalam membantu warga," ujarnya.
Diinformasilan bahwa kerja sama Desa Tepian Langsat lewat BUMDes dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit memberikan penghasilan Rp 27 miliar per tahun. ADeSI juga mendapatkan 63 unit dump truck dari pengusaha industri kelapa sawit. "Kerja sama seperti ini mau saya replikasi,” jelas dia.
Dia juga menegaskan tidak akan segan-segan menindak keras terhadap perusahaan kelapa sawit yang tidak peduli terhadap kesejahteraan desa di sekitarnya.
"Mohon dukungan termasuk dari Komisi V DPR RI selaku mitra Kemendes-PDT. Kita harus keras. Kalau demi keadilan dan demi rakyat, kita harus berani. Apapun itu halangannya. Hidup sekali, apa juga yang mau kita cari,” pungkasnya.