Perekonomian masyarakat Bengkulu bergairah imbas kenaikan harga TBS sawit.
RELATIF terjaganya kestabilan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu sejak beberapa waktu belakangan memberi dampak positif bagi banyak sektor.
Setidaknya, menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana, kondisi harga TBS kelapa sawit yang terus mengalami kenaikan berkontribusi positif terhadap stabilitas daya beli masyarakat.
Bahkan, menurut Darjana, konsumsi masyarakat pada Ramadan ini meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 lalu.
"Dengan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu yang terus meningkat, membuat daya beli masyarakat meningkat. Itu bisa dilihat dari konsumsi yang meningkat," ujar Darjana, Sabtu (23/3).
Ia mengaku, saat ini harga TBS kelapa sawit di Bengkulu sudah di atas Rp 2.500 per kilogram. Kenaikan harga tersebut menjadi angin segar bagi pelaku usaha dan masyarakat di Bengkulu.
"Karena harga TBS kelapa sawit terus meningkat, maka daya beli masyarakat tidak tergerus oleh fluktuasi harga," ungkap Darjana.
Menurut data terbaru dari BI, kestabilan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat di daerah, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap sektor ekonomi daerah.
Pelaku usaha di sektor kelapa sawit merasakan dampak positif dengan kepastian harga yang berkelanjutan.
"Tidak hanya daya beli, ini juga memberikan kontribusi positif terhadap sektor ekonomi daerah," tutur Darjana.
Dalam situasi perekonomian yang masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, stabilnya harga TBS kelapa sawit di Bengkulu menjadi indikator positif bagi upaya pemulihan ekonomi.
Diharapkan, stabilitas ini dapat terus dipertahankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
"Kami berharap ini menjadi indikator positif bagi upaya pemulihan ekonomi dan bisa juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Provinsi Bengkulu," pungkasnya.