Jakarta, myelaeis.com - Penelitian di Desa Purbayan, Sukoharjo, Jawa Tengah, menunjukkan pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi pupuk organik cair dan lilin tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat, terutama ibu-ibu PKK setempat.

Dilansir dari Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, pembuatan pupuk organik cair dari minyak jelantah terbilang sederhana dan bisa dilakukan di rumah.

Bahan yang dibutuhkan antara lain minyak jelantah sebanyak 500–1000 cc, bekatul secukupnya, air secukupnya, EM4 atau mikroorganisme efektif, serta molase, tetes tebu, atau gula pasir sebagai sumber energi bagi mikroba.

Langkah pembuatannya pun cukup mudah. Pertama, semua bahan dicampur dalam wadah dan diaduk hingga merata.

Setelah itu, campuran dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan disimpan di tempat teduh selama sekitar 30 hari, di mana mikroorganisme akan bekerja mengurai minyak menjadi senyawa yang bermanfaat. 

Setelah proses fermentasi selesai, aroma dan konsistensi campuran diperiksa; pupuk organik cair siap digunakan jika memiliki aroma khas fermentasi dan tekstur cair.

Untuk penyemprotan daun, larutkan 5 ml pupuk dengan 1 liter air, lalu semprotkan secara merata.

Untuk tanah, campurkan 10 ml pupuk dengan 1 liter air, kemudian siramkan pada media tanam.

Pupuk ini bisa diaplikasikan 1–2 kali dalam seminggu. Namun, pemakaian berlebihan tidak dianjurkan karena sisa minyak berpotensi menutup pori-pori daun (stomata).***