https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Ironi Petani di Aceh Singkil: Harga TBS Menguat di Saat Tanaman Sawit Sedang Musim Trek

Ironi Petani di Aceh Singkil: Harga TBS Menguat di Saat Tanaman Sawit Sedang Musim Trek

Ilustrasi perkebunan sawit di Aceh Singkil. Foto: ajnn.net

Aceh, myelaeis.comKendati harga tandan buah segar (TBS) sawit mengalami penguatan, tapi perekonomian petani sawit di Kabupaten Aceh Singkil dihadapkan musim paceklik yang sedang melanda.

Petani setempat kini menghadapi situasi yang dikenal dalam dunia persawitan sebagai “musim trek”, kondisi ketika produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menurun drastis.

Dampaknya terasa langsung pada penghasilan petani maupun pemanen yang bekerja di kebun sawit.

Menurut Cibro, salah satu petani sawit di Aceh Singkil, penurunan produksi kali ini terjadi akibat kekeringan yang melanda Agustus lalu, sebelum hujan kembali turun di awal September.

“Sawit sedang trek, makanya produksinya turun. Setiap kebun berbeda-beda, tergantung perawatan dan pemupukan,” jelasnya, Minggu (7/9).

Meski produksi menurun, harga TBS di tingkat petani sedikit menguat. Saat ini, harga TBS kelapa sawit di Aceh Singkil berada sekitar Rp 2.450 per kilogram, naik tipis dari sebelumnya Rp 2.420 per kilogram.

Namun kenaikan ini tidak cukup menutupi kerugian akibat jumlah panen yang menurun.

Bukan hanya petani yang terdampak, pemanen juga merasakan efek langsung dari musim trek. Upah mereka dihitung per kilogram hasil panen, dengan tarif saat ini Rp 200 per kilogram.

“Ya, sedang trek, jelas berkurang karena hasil panennya menurun,” kata Habi, salah satu pemanen sawit.

Para pakar pertanian memprediksi musim trek akan berlangsung selama tiga bulan ke depan, hingga memasuki musim penghujan.

Meski begitu, para petani diimbau untuk tidak kendor dalam perawatan kebun sawit, agar ketika panen raya tiba, produksi dapat melimpah dan menutupi biaya yang dikeluarkan selama musim trek.

“Perawatan tetap harus maksimal. Pemupukan, pemangkasan, dan perawatan lahan tidak boleh kendor,” ujar Cibro. Strategi ini diharapkan dapat menjaga kualitas dan kuantitas produksi sawit ketika musim hujan tiba.

Turunnya produksi sawit juga berdampak pada perekonomian lokal. Sawit menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak keluarga di Aceh Singkil, baik petani pemilik lahan maupun tenaga kerja pemanen.

Musim trek menyebabkan penurunan pendapatan secara signifikan, sehingga sebagian keluarga harus menyesuaikan pengeluaran sehari-hari.

Meskipun harga TBS mengalami kenaikan tipis, fluktuasi produksi membuat pendapatan petani dan pemanen tetap turun drastis.

Fenomena ini menjadi pengingat bagi para pelaku usaha kelapa sawit untuk mengatur manajemen kebun dengan baik, terutama menghadapi musim kering yang ekstrem.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS