https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Baginda Puji INSTIPER: Tak Hanya Menekankan Teori, tapi juga Membangun Disiplin dan Keterampilan Praktis

Baginda Puji INSTIPER: Tak Hanya Menekankan Teori, tapi juga Membangun Disiplin dan Keterampilan Praktis

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Baginda Siagian. Foto: Kementan

Yogyakarta, myelaeis.com - Optimisme terhadap masa depan kelapa sawit Indonesia kembali ditegaskan oleh Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Baginda Siagian

Saat menyambut 840 maba INSTIPER 2025, Baginda mengingatkan agar sawit rakyat jangan kalah dari perkebunan besar, seraya menegaskan target produktivitas 6 ton per hektar.

Menurutnya, produktivitas sawit rakyat yang saat ini rata-rata baru menyentuh angka 3,3 ton per hektar masih bisa ditingkatkan hingga 5–6 ton per hektar.

Pernyataan itu disampaikan Baginda saat memberikan kuliah umum secara daring pada pembukaan tahun ajaran baru INSTIPER Yogyakarta 2025/2026.

Ia menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam menjawab tantangan besar sektor perkebunan sawit.

“Selamat kepada mahasiswa baru INSTIPER yang telah diterima di perguruan tinggi perkebunan terbaik di Indonesia. Saat ini kita menghadapi tantangan untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat. Dengan ilmu dan keterampilan yang tepat, kalian bisa menjadi pejuang baru pembangunan sawit ke depan,” kata Baginda.

Dalam kesempatan tersebut, Baginda juga meninjau langsung kegiatan Orientasi Kenal Kampus dan Kenal Kebun (OKKABUN) 2025 yang berlangsung di SEAT Ungaran pada 6–9 September.

Sebanyak 840 mahasiswa baru ikut serta, dengan 150 orang di antaranya penerima Beasiswa SDM Sawit dari Ditjen Perkebunan dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). 

Menurut Baginda, INSTIPER memiliki keunggulan karena tidak hanya menekankan teori di ruang kuliah, tetapi juga membangun disiplin dan keterampilan praktis mahasiswa sejak awal. Mahasiswa diperkenalkan langsung pada komoditas unggulan seperti sawit, kopi, karet, kakao, dan teh, serta tanaman kehutanan dan hortikultura.

“Kami mendukung penuh proses pembelajaran di INSTIPER. Selain ijazah, mahasiswa juga harus dibekali dengan sertifikat kompetensi dari BNSP, agar siap bersaing di dunia industri. Ini yang akan menjadi pembeda lulusan INSTIPER dibandingkan perguruan tinggi lain,” jelasnya.

Baginda menegaskan bahwa keberlanjutan sawit Indonesia tidak hanya ditopang oleh kebijakan pemerintah dan program replanting, tetapi juga oleh regenerasi sumber daya manusia (SDM). Ia menilai, beasiswa SDM sawit yang telah berjalan harus terus dilanjutkan sebagai investasi jangka panjang.

“Lima belas hingga dua puluh tahun ke depan, masa emas sawit Indonesia ada di tangan kalian. Kuncinya adalah SDM yang berintegritas, berkarakter, dan berkomitmen pada keberlanjutan,” pungkas Baginda.

Dengan dorongan peningkatan produktivitas hingga 6 ton per hektar, ditambah kesiapan generasi muda yang kini mulai ditempa sejak bangku kuliah, Indonesia diyakini bisa menjaga posisi strategisnya sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia sekaligus motor penggerak ekonomi nasional.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS