"Akan menciptakan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat."
SEJAUH mana manfaat hilirisasi bagi komoditas yang bernama kelapa sawit? Selain memetik nilai tambah, ternyata juga ada manfaat lain.
Menurut Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Bengkulu, Bayu Andy Prasetya, hilirisasi selain bisa meningkatkan nilai tambah suatu produk juga bisa membuat harga sebuah bahan baku menjadi stabil.
Hal tersebut, menurutnya, juga berlaku pada kelapa sawit. Ketika komoditas ini dilakukan hilirisasi maka harganya akan menjadi lebih stabil.
"Kita lihat saja Sumatera Utara, harga TBS kelapa sawit di sana lebih stabil dan cenderung tinggi, karena di sana ada pabrik pengolahan CPO menjadi minyak goreng," kata Bayu, Minggu (24/3).
Menurut Bayu, berbeda dengan Bengkulu. Disaat harga TBS kelapa sawit cenderung tinggi mencapai Rp 2.900 per kilogram, harga TBS kelapa sawit di daerah ini tertinggi hanya Rp 2.600 per kilogram. Hal itu disebabkan belum adanya kegiatan hilirisasi sektor kelapa sawit.
"Sejauh ini TBS kelapa sawit di Bengkulu baru sebatas diolah menjadi CPO dan belum diolah menjadi minyak goreng, jadi wajar kalau harga TBS nya juga ikut terpengaruh," tuturnya.
Ia mengaku, dalam upaya untuk meningkatkan potensi ekonomi daerah, pemerintah daerah di Bengkulu perlu melakukan hilirisasi sektor kelapa sawit.
Sebab sektor ini belum sepenuhnya dilakukan hilirisasi dan rata-rata baru menghasilkan barang setengah jadi.
"Kita menyadari potensi besar yang dimiliki oleh industri kelapa sawit di Bengkulu. Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, perlu adanya investasi dalam hilirisasi minyak sawit. Hal ini akan menciptakan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat," kata Bayu.
Upaya ini tidak hanya akan berdampak positif pada perekonomian daerah, tetapi juga akan membantu Indonesia sebagai negara produsen terkemuka minyak kelapa sawit.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah Bengkulu harus mampu menjadikan provinsi ini magnet bagi investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya dalam proyek-proyek hilirisasi minyak sawit.
"Perlu ada upaya untuk menarik banyak investor berinvestasi di Bengkulu di sektor hilirisasi kelapa sawit, kalau tidak maka mustahil industri hilirisasi kelapa sawit bisa terealisasi," ujarnya.
Disisi lain, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan, pemerintah daerah Bengkulu berkomitmen untuk memfasilitasi investor dengan berbagai insentif, termasuk fasilitas infrastruktur yang memadai dan dukungan regulasi yang kondusif.
Upaya ini diharapkan akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor hilirisasi minyak kelapa sawit dan memacu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu secara keseluruhan.
"Kami akan selalu terbuka kepada investor, jadi kalau mereka mau investasi disini maka akan ada banyak insentif yang kami berikan," tuturnya.
Rohidin berharap, insentif tersebut dapat menjadikan Provinsi Bengkulu berperan lebih besar dalam industri hilirisasi minyak kelapa sawit nasional, meningkatkan lapangan kerja, serta memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat.
"Kami berharap hilirisasi kelapa sawit bisa dilakukan di Bengkulu sehingga bisa meningkatkan lapangan kerja, serta memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.