https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Pendapatan dari Krey dan Sapu Lidi di Lebak Banten Tekan Angka Kemiskinan

Pendapatan dari Krey dan Sapu Lidi di Lebak Banten Tekan Angka Kemiskinan

Ilustrasi pengrajin krey. Foto: merahputih.com

Banten, myelaeis.com – Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Lebak, Provinsi Banten, Imam Suangsa, mengatakan usaha pengrajin dari pelepah sawit di daerahnya bukan sekadar usaha sampingan. 

“Pendapatan dari krey dan sapu lidi jelas bantu ekonomi keluarga dan bisa turunkan angka kemiskinan,” ujarnya, Minggu (19/10).

Saat ini, sekitar 500 UMKM bergerak di bidang krey dan sapu lidi. Rata-rata perajin meraih Rp3 juta per bulan, sehingga total perputaran uang di sektor ini mencapai Rp1,5 miliar.

Di daerah ini, pelapah kelapa sawit yang biasanya dianggap limbah dan tidak berharga, kini jadi sumber cuan bagi masyarakat.

Dengan tangan kreatif para perajin, bahan sederhana ini diubah menjadi krey dan sapu lidi yang laris manis, menembus pasar Banten, Jakarta, bahkan Jawa Barat. Hasilnya, perputaran uang miliaran rupiah setiap bulan.

Krey dipakai untuk melindungi teras rumah dan rumah makan dari terik matahari atau cipratan hujan, sedangkan sapu lidi jadi andalan menyapu halaman rumah hingga ruas jalan.

UMKM ini tersebar di berbagai kecamatan, seperti Rangkasbitung, Maja, Cimarga, Cileles, Banjarsari, dan Leuwidamar. Lokasinya strategis karena dekat perkebunan kelapa sawit, baik milik PTPN III Cisalak Baru maupun masyarakat lokal.

Pengepul menampung krey seharga Rp30 ribu per lembar dan sapu lidi Rp1.000 per buah, sebelum dijual ke luar daerah.

Mulyadi (55) dan Sa’adah (50), pasangan suami istri dari Kampung Cihiyang, Rangkasbitung Timur, sudah menekuni usaha ini 15 tahun. Dari tiga sampai empat lembar krey yang mereka buat setiap hari, mereka bisa meraih Rp3 juta per bulan. 

“Sekarang kehidupan lebih tenang, bisa sekolahkan anak dan penuhi kebutuhan rumah tangga,” kata Mulyadi.

Toto (55), pengepul yang menampung 150 perajin, menambahkan, setiap hari ia menjual sekitar 200 lembar krey ke pedagang di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat dengan harga Rp40 ribu per lembar.

Pelapah sawit yang dulunya terbuang kini jadi peluang emas. Kreativitas UMKM Lebak membuktikan, hal sederhana pun bisa jadi mesin ekonomi bernilai miliaran rupiah. Dari sawit ke krey, dari limbah ke cuan, kisah ini jadi inspirasi bagi pelaku UMKM lain di seluruh Indonesia.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS