https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Hilirisasi Sawit; Kalah Saing Dengan Tetangga

Hilirisasi Sawit; Kalah Saing Dengan Tetangga

Pabrik minyak makan merah di kawasan Pagar Merbau Deli Serdang, Sumut. Kabarnya pabrik ini mandeg. foto: aziz

Kalau menengok data yang disodorkan oleh Malaysia Palm Oil Board (MPOB) ini, Indonesia kalah jauh soal  turunan minyak sawit yang sudah dibikin. 

Hari ini Dewan Minyak Sawit Malaysia ini menyebut pada laman bharian.com, turunan sawit yang sudah dibikin telah mencapai 714. 

Sementara menurut data Indonesia Palm Oil Board (IPOB), turunan minyak sawit yang baru dibikin di Indonesia masih berada di angka 179. 

Padahal kalau dirunut dari sejarah, industri sawit di Malaysia justru bermula dari Indonesia. 

Belum jelas apa penyebabnya hingga sampai seperti itu meski cerita yang beredar, terlalu banyaknya aturan dan kurang meleknya para pengambil keputusan di Indonesia, membikin hilirisasi itu sulit berkembang. 

Pernyataan ini tentu menjadi tanda tanya besar ketika konon katanya, ada 33 kementerian yang mengurusi sawit ini. Jika ini benar, berarti hanya satu kementerian yang tak ikut lantaran total jumlah kementerian di Indonesia, hanya 34.  

Hanya saja di laman bpdp.or.id, kementerian yang menjadi komite pengarah hanya ada 8; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Balik ke cerita hilirisasi Malaysia tadi, walau telah sebanyak itu, tapi hanya dibagi dalam dua kategori; produk makanan dan non-makanan.

Dan dari hilirisasi sebanyak itu, 32,7 persen atau 233 produk, telah dikomersialkan. Sudah dipakai oleh kalangan industri dan pengusaha setempat.  

Adalah Menteri Perladangan dan Komoditi (KPK)  Malaysia, Datuk Seri Johari Abdul Ghani yang mengurai soal turunan itu kemarin. 

Persis saat lelaki 59 tahun ini bertandang ke pusat penelitian dan pengembangan atau Research and Developmnent (R&D) milik MPOB di Bangi, kawasan Selangor.

Di sana bekas Menteri Keuangan ini minta agar kalangan swasta mau terlibat aktif komersialisasi hilirisasi produk sawit biar bisa dipakai secara luas di kalangan industri.

"Kita meminta swasta semacam FGV Holdings Bhd (FGV) dan Sime Darby bekerjasama dengan MPOB untuk ujicoba terkait produk sawit ini," katanya. 

Lelaki ini kemudian mengurai, saat ini ada formula yang dihasilkan MPOB; Keju Mozzarella berbasis sawit. Ini bisa dipakai untuk pizza.

"Keju Mozzarella berbasis sawit ini bisa menjadi pengganti lemak susu. Dia tidak mengandung kolesterol dan asam lemak trans. Kualitasnya sama dengan Keju Mozzarella berbasis susu komersial," terangnya.

Lantas terkait teknologi formulasi pelet sawit untuk makanan lembu pedaging yang dihasilkan MPOB, Johari berharap ini akan bisa mengurangi impor pakan hewan minimal 10 persen dan sebaliknya akan mengekspor pelet sawit itu. 

MPOB mengklaim, teknologi pelet sawit itu menjadi alternatif yang bisa mengurangi biaya pakan hewan yang selama ini tergolong tinggi.

Berdasarkan uji coba katanya, gizi pelet yang 80 persen berbahan sawit itu tinggi. Komponen nutrisinya lengkap. Sangat pas untuk pertumbuhan lembu pedaging.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS