https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Membangun 'Kekuatan' Sawit dari Ancol

Membangun

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono (dua dari kanan) usai meneken kesepahaman dengan PWI Pusat. foto: dok. GAPKI

Belum setahun menjadi Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono sudah membikin terobosan baru soal pemberitaan sawit. 

Wartawan-wartawan muda bakal dicekoki ilmu soal sawit dalam bentuk workshop jurnalistik. Jambi, Kendari, Tarakan, Sorong, dan Aceh bakal menjadi lokasi workshop itu.

Biar rencana ini lancar, kemarin, lelaki 62 tahun ini meneken kesepahaman dengan dengan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry CH Bangun di sela acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di kawasan Ancol Jakarta Utara. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju, ada di sana. 

Kalau menengok situasi dan kondisi industri sawit sekarang, sangat pas Eddy melakukan ini. Sebab sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar dunia, Indonesia selalu saja direcoki oleh orang-orang yang tak suka dengan sawit.  

Macam-macam isu yang digoreng untuk menjelekkan sawit itu. Mulai dari isu hak asasi manusia, lingkungan, hingga isu keberlajutan.  

Ironisnya, tak sedikit orang-orang di dalam negeri yang terpengaruh dengan isu tadi. Sementara yang sesungguhnya, sawit telah menjadi komoditas strategis nasional. 

Penghasil devisa terbesar dan menjadi gantungan hidup lebih dari 20 juta rumah tangga. Dan, bahkan telah menjadi komoditi yang mampu menurunkan emisi karbon. 

Tengoklah hasil penelitian Robert Henson, seorang peneliti asal Amerika yang menyebutkan bahwa satu hektar kelapa sawit mampu menyerap karbon sebesar 64,5 ton dan menghasilkan 18,7 ton oksigen.  

Tapi lantaran adanya informasi yang tak imbang tadi, membikin isu-isu negatif yang digoreng itu gampang diserap orang. 

"Nah, sebagai garda terdepan komunikasi, insan pers punya tanggung jawab dan andil yang besar menyebarkan informasi akurat dan objektif," katanya.

Menurut dia, kerja-kerja jurnalis yang menghadirkan pemberitaan sesuai fakta serta berimbang, tidak hanya akan membentuk persepsi publik, tapi sekaligus mengedukasi masyarakat tentang industri sawit Indonesia itu.

Biar itu bisa kesampaian, workshop tadi menjadi salah satu cara untuk membikin para jurnalis mendapatkan pemahaman yang sama dan menyeluruh tentang sawit. 

Inilah nanti yang akan menjadi guideline atau panduan jurnalis saat melakukan kerja-kerja jurnalistik tentang industri kelapa sawit.



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS