https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Sumut-Sumbar Berpacu Naik, Eh, di Mukomuko Malah Turun

Sumut-Sumbar Berpacu Naik, Eh, di Mukomuko Malah Turun

Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Dok. Elaeis  

"Penurunan harga TBS tentu berdampak pada pendapatan kami."

KETIKA di sejumlah daerah lain harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menunjukkan kevenderungan naik, hal sebaliknya justru terjadi di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Di sini, selain variatif, ada juga yang turun.

Artinya, harga TBS sawit di daerah ini 
tidak mengikuti tren kenaikan yang terjadi di daerah tetangga seperti di Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut), yang telah mencapai Rp 3 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani Ilyas SPt mengatakan, harga TBS yang diterima dari sejumlah PKS di Kabupaten Mukomuko cukup bervariasi. 

Dijelaskan, saat ini harga TBS sawit di sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di Mukomuko berkisar antara Rp 2.280 hingga Rp 2.630 per kilogram.

"Harga beli TBS kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko saat ini cukup bervariasi berkisar antara Rp 2.280 hingga Rp 2.630 per kilogram," kata Fitriyani, Jumat (29/3).

Selain bervariasi, menurut Fitriyani, beberapa harga TBS di daerah ini juga tercatat mengalami penurunan sebesar Rp 30 per kilogram. 

Seperti PT KSM tercatat mengalami penurunan sebesar Rp 30 menjadi Rp 2.460 per kilogram, kemudian PT MMIL juga tercatat turun sebesar Rp 30 menjadi Rp 2.490 per kilogram, PT SSS juga turun Rp 30 menjadi Rp 2.480 per kilogram dan PKS lainnya.

"Harga TBS dari sejumlah PKS di Kabupaten Mukomuko menunjukkan tren penurunan, meskipun ada beberapa pengecualian," ungkap Fitriyani.

Meski demikian, tidak semua PKS mengalami penurunan harga. PT. SAPTA, misalnya, mempertahankan harga TBS sebesar Rp 2.460 per kilogram, sama dengan hari sebelumnya. 

Sementara itu, PT. BMK juga tidak mengubah harga TBS, tetap bertahan di Rp. 2.630 per kilogram. "Tidak semua PKS menurunkan harga TBS kelapa sawit seperti PT Sapta dan BMK," tuturnya.

Menurut Fitriyani, penurunan harga TBS dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar dan kualitas hasil panen. 

"Kami terus memantau dan mengkaji situasi ini untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjaga stabilitas harga," tambahnya.

Para petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko mulai merasakan dampak dari penurunan harga TBS ini. 

Suharno, seorang petani kelapa sawit di Mukomuko, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penurunan harga TBS kelapa sawit.  Sebab penurunan harga tersebut menyebabkan pendapatan mereka menurun.

"Penurunan harga TBS tentu berdampak pada pendapatan kami. Kami berharap harga segera stabil atau bahkan naik agar kami bisa tetap berkelanjutan dalam usaha ini," ujarnya.

Pemerintah daerah juga turut berperan dalam mengatasi situasi ini. Bupati Mukomuko, Sapuan menegaskan komitmennya untuk mendukung petani kelapa sawit dalam menghadapi fluktuasi harga. 

"Kami akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik guna menghadapi tantangan ini," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS