https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Legislator Bilang Perlu Penambahan PKS, Akademisi Minta Fokus Hilirisasi

Legislator Bilang Perlu Penambahan PKS, Akademisi Minta Fokus Hilirisasi

Pengamat ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM. Foto: Dok. Elaeis.

"Pemerintah harus memberikan insentif dan dukungan kepada industri untuk melakukan hilirisasi."

ANGGOTA  DPRD Provinsi Bengkulu Fitri SE berharap ada penambahan pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Seorang akademisi minta fokus ke hilirisasi.

Menurut Fitri, mayoritas masyarakat Mukomuko hidup dari hasil perkebunan sawit. Saat ini, pabrik sawit yang ada hanya delapan, tidak mencukupi untuk memproses seluruh produksi kelapa sawit di wilayah ini.

Tapi pengamat ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM berpendapat lain. Ia mengingatkan Pemkab Mukomuko mengalihkan fokus dari penambahan jumlah PKS ke arah mendorong hilirisasi industri yang telah ada. 

"Sebab hingga saat ini belum ada pabrik kelapa sawit di daerah ini yang melakukan hilirisasi," ujarnya, Jumat (29/3).

Dikatakan, Mukomuko saat ini menjadi pusat sebagian besar PKS di Bengkulu. Namun, ia menyoroti bahwa belum ada langkah kongkret yang dilakukan dalam proses hilirisasi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi produk yang bernilai tambah, seperti minyak makan merah atau minyak goreng.

"Kebanyakan PKS di daerah ini hanya memproses kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Padahal, jika dilakukan hilirisasi, CPO dapat diolah menjadi berbagai produk turunan seperti sabun, margarin, dan kosmetik, yang memiliki nilai tambah ekonomi yang jauh lebih tinggi," kata Ansori.

Ansori juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan insentif dan dukungan kepada industri untuk melakukan hilirisasi. 

Menurutnya, pemerintah memiliki peran strategis dalam menciptakan regulasi yang mendukung diversifikasi produk serta memberikan insentif fiskal bagi pabrik-pabrik kelapa sawit yang melakukan hilirisasi.

"Saya pikir pemerintah harus memberikan insentif dan dukungan kepada industri untuk melakukan hilirisasi. Karena mereka memiliki peran strategis dalam menciptakan regulasi yang mendukung diversifikasi produk serta memberikan insentif fiskal bagi pabrik-pabrik kelapa sawit yang melakukan hilirisasi," ungkapnya.

Selain itu, Ansori menyarankan agar pemerintah juga fokus pada pengembangan infrastruktur dan peningkatan akses teknologi bagi industri hilirisasi kelapa sawit. 

"Investasi dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi akan membuka peluang baru bagi industri lokal untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit," tambahnya.

Sejauh ini, pembahasan mengenai hilirisasi industri kelapa sawit sudah menjadi salah satu agenda penting dalam rapat-rapat terkait pembangunan ekonomi di Bengkulu termasuk Kabupaten Mukomuko. 

Di tengah eksistensi industri kelapa sawit yang dominan, pemerintah dan para pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk mengoptimalkan potensi sektor ini dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat setempat. Hal itu lebih baik dibandingkan melakukan penambahan jumlah pabrik kelapa sawit.

"Kami pikir langkah untuk mengalihkan fokus pembangunan dari penambahan jumlah pabrik ke arah hilirisasi industri kelapa sawit diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Mukomuko, serta meningkatkan daya saing industri kelapa sawit secara global," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Mukomuko, Sapuan menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan saran dari para ahli ekonomi tersebut. 

"Kami akan melakukan evaluasi dan kajian lebih lanjut terkait arah kebijakan pembangunan hilirisasi industri kelapa sawit di Mukomuko," tutupnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS