https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Takut Tak Bisa Merayakan Idul Fitri dengan Meriah

Takut Tak Bisa Merayakan Idul Fitri dengan Meriah

Petani di Mukomuko sedang memuat TBS sawit. Foto: Dok. Elaeis  

"Setiap menjelang Idul Fitri pasti harga TBS kelapa sawit di sejumlah PKS di Mukomuko turun."

PARA petani sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, hari-hari belakangan memendam kecemasan tersendiri: takut tidak bisa merayakan Idul Fitri tahun ini dengan meriah.

Penyebabnya, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah itu terus mengalami penurunan. Kabar terbaru tercatat ada empat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah tersebut telah menurunkan harga pembelian TBS kelapa sawit hingga Rp 20 per kilogram. 

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani Ilyas, penurunan harga TBS kelapa sawit ini memang menjadi tren yang cukup mencemaskan. Sebab setiap mendekati Hari Raya Idul Fitri, pasti harga TBS kelapa sawit di daerah ini menurun.

"Setiap menjelang lebaran Idul Fitri pasti harga TBS kelapa sawit di sejumlah PKS di Kabupaten Mukomuko mengalami penurunan," ungkap Fitriyani, Sabtu  (30/3)

Ia mengaku, PT. MMIL dan PT. KAS adalah dua di antara beberapa PKS yang menurunkan harga beli TBS kelapa sawit. Dari harga sebelumnya Rp 2.490 per kilogram, kini harga pembelian ditetapkan menjadi Rp 2.470 per kilogram. 

Selain itu, PT. GSS juga menurunkan harga dari Rp 2.590 per kilogram menjadi Rp 2.570 per kilogram, dan PT. KSM dari Rp 2.440 menjadi Rp 2.420.

"Sejauh ini ada empat PKS di Kabupaten Mukomuko yang menurunkan harga beli TBS kelapa yakni sebesar Rp 20 per kilogram," ujarnya.

Kondisi ini membuat para petani kelapa sawit di Mukomuko merasa semakin tertekan. Salah seorang petani, Ahmad mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penurunan harga TBS kelapa sawit. Sebab dirinya khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini.

"Harga TBS yang terus turun membuat kami sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi menjelang lebaran ini, kami takut tidak bisa merayakan lebaran dengan meriah," kata Ahmad.

Ahmad berharap, pemerintah daerah bisa segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mencari solusi terbaik. "

Kami minta pemda melakukan langkah-langkah strategis agar harga TBS kelapa sawit dapat kembali stabil, sehingga tidak memberikan beban lebih kepada petani," kata Ahmad.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Bengkulu Prof Dr Kamaludin SE MM mengatakan, ada beberapa faktor-faktor yang turut berkontribusi terhadap penurunan harga TBS kelapa sawit, seperti faktor cuaca dan fluktuasi harga CPO di pasar global. 

Di sisi lain, penurunan harga TBS kelapa sawit ini juga pengaruh kebijakan perdagangan global dan permintaan pasar yang rendah. 

"Meskipun demikian, para petani dan pihak terkait  diharapkan tetap bersabar, sebab fluktuasi harga merupakan dinamika yang rutin terjadi pada komoditas perkebunan seperti kelapa sawit," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS