"Saat ini realisasi PSR sudah dalam tahap pengukuran lahan."

IBARAT sekali merangkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui; itulah yang dilakukan oleh PTPN dan jajaran pengurus Aspek-PIR Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Seperti beberapa hari lalu, PTPN dan Aspek-PIR melakukan sosialisasi di tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Tebo, yakni Kecamatan Rimbo Bujang, Rimbo Ulu dan Rimbo Ilir.

Sosialisasi peremajaan sawit rakyat (PSR) ini dilalukan kepada petani mitra PTPN Region IV dan Anggota Aspek-PIR, dimaksudkan untuk meningkatkan capaian PSR yang terus digalakkan pemerintah.

Ketua Aspek-PIR Tebo, Noval Candra mengatakan kegiatan itu bukan hanya sekedar sosialisasi, namun juga melakukan pendataan kelompok petani yang hendak melakukan peremajaan.

"PSR ini direalisasikan melalui pola kemitraan. Acara ini juga merupakan tindak lanjut dari pertemuan kita sebelumnya di Kota Jambi beberapa waktu lalu yang saat itu juga dihadiri Gubernur Jambi," ujarnya, Senin (1/4).

Saat itu, kata Noval, Gubernur mendorong agar percepatan PSR segera terlaksana. Sehingga program pemerintah dalam kelapa sawit berkelanjutan tercapai.

Di Kabupaten Tebo sendiri, kata Noval, sedikitnya ada 1.000 hektar kebun kelapa sawit petani mitra PTPN Region IV yang sudah masuk dalam kategori peremajaan. Untuk tahap awal sekitar 300 hektar akan diremajakan.

"Saat ini realisasi PSR sudah dalam tahap pengukuran lahan," ujarnya.

Noval mengatakan, antusias petani untuk pengajuan PSR mulai tinggi. Terlebih lagi munculnya isu kebijakan baru terkait PSR yang akan dipermudah. Seperti persyaratan, dan jugq dana hibah yang bertambah menjadi Rp60 juta per hektar.

"Harapan kita program PSR yang dilakukan bersama PTPN ini akan berjalan lancar dan bermanfaat baik bagi petani sawit. Lewat PSR ini, kebun petani akan kembali masuk dalam perkebunan standar yang bagus," tandasnya.